Viral di Media Sosial

Sosok Gus Thuba yang Viral Dianggap Tak Sopan ke Habib Qadir, Cucu Ulama Karismatik di Jawa Timur

Nama Gus Thuba menjadi sorotan karena aksinya yang dianggap tak sopan ke Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi.

Editor: Elga H Putra
video vira via Warta Kota
Tangkap layar video viral Gus Thuba yang dianggap tak sopan ke Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Gus Thuba menjadi sorotan karena aksinya yang dianggap tak sopan ke Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi.

Dalam rekaman video yang viral, terlihat Gus Tubha yang sedang berjalan dan dikawal oleh beberapa orang menunjukan gestur seakan tak sopan saat bertemu dengan Habib Abdul Qadir dalam sebuah acara.

Saat bertemu, Habib Abdul Qadir kemudian mencium tangan Gus Tubha sebagai bentuk rasa hormat kepadanya.

Respon Gus Thuba dinilai tidak mencerminkan seorang ulama yang biasanya akan mencium tangan atau merendah jika bertemu dengan orang yang lebih tua atau berilmu.

Namun dalam video itu terlihat Gus Thuba memalingkan wajahnya dan tak menatap Habib Qadir sambil mengisap rokoknya.

Baca juga: Sorban Hijau Panglima TNI di Markas PBNU: Jenderal Andika Bicara Kerja Sama dengan Gus Yahya

tak ayal, banyak warganet yang menuding Gus Thuba tak memiliki adab kepada ulama yang usianya terpajut jauh lebih tua darinya.

Klarifikasi Habib Qadir

Usai video itu viral, justru Habib Qadir yang memberikan klarifikasi.

Tangkap layar video viral Gus Thuba yang dianggap tak sopan ke Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi.
Tangkap layar video viral Gus Thuba yang dianggap tak sopan ke Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi. (video vira via Warta Kota)

Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, Habib Qadie menilai bahwa sikap Gus Thuba kepadanya yang menurutnya biasa saja.

Dalam video klarifikasi itu, Habib Qadir mengatakan bahwa publik sebaiknya tak melebih-lebihkan video yang viral di medsos tersebut.

Habib Qadir juga menjelaskan alasan mengapa ia mencium dan memeluk Gus Thuba yang saat itu tiba menyapanya.

“Gus Thuba ini memimpin hafizhul Quran yang banyak.

Meneruskan perjalanan Gus Miek.

Saya mencium tangan Gus Thuba itu karena merasa senang, saya ndak masuk ke dalem, Gus Thuba masuk ke hajat saya,” jelas Habib Abdul Qadir.

Baca juga: Mengenal Lily Wahid: Adik Gus Dur dan Kiprah Kritisnya di DPR pada Zaman SBY

“Gus Thuba duduk di pentas, saya pengen duduk sama Gus Thuba,” kata dia melanjutkan.

Habib Qadir menyebut bahwa banyak yang tidak tahu siapa sebenarnya sosok Gus Thuba.

“Ada orang yang usil itu dibesar-besarkan, itu biasa,” kata dia.

“Orang itu nggak tau tugasnya Gus Thuba. Sebenarnya Gus Thuba ngawasi hafizhul Quran. Itu yang luar biasa," tuturnya.

Adapun Gus Thuba merupakan cucu dari ulama karismatik asal Kediri, KH Hamim Djazuli atau Gus Miek.

"Bukan semua orang, memang ndak bisa kalau bukan tetesannya Gus Miek. Karena itu tetesannya Gus Miek, jadi melakukan sesuatu itu karena tetesannya orangtuanya,”

Ulama asal Banyuwangi itu juga menilai bahwa Gus Thuba tak bersikap sombong apalagi angkuh.

“Kok dicap sombong, justru penampilan Gus Thuba itu anggun. Orang ahli akhirat nggak bilang gitu (sombong). Orang ahli dunia hanya menganggap penampilan,” ucapnya.

Baca juga: Anies Tak Undang Presiden Jokowi saat Grand Launching JIS Meski 80 Persen Anggaran dari Pusat

Sosok Gus Thuba

Gus Thuba diketahui merupakan cucu dari Gus Miek yang diyakini sebagai Wali atau kekasih Allah karena memiliki banyak karomah atau kelebihan yang sulit dijangkau akal.

Dilansir dari Tribun Jatim, tidak sedikit karomah Gus Miek atau kisah kewalian Gus Miek bagi orang dektanya atau orang kebetulan pernah bersinggungan langsung Gus Miek.

Bahkan beberapa kerabatnya mendapatkan banyak cerita tentang bagaimana s sosok Gus Miek ini memang sangat unik, seperi penulis sendiri yang mendapat banyak cderita dari putra-putra beliau, ketika menghadiri Semaan Al Quran di Ndalem (kediaman) saat Haul Gus Miek maupun acara Semaan rutin setiap bulan di wilayah Sidoarjo dan Surabaya tiap Jumat Wage, maupun saat malam Jumat Kliwon di Makam Auliya Tambak Ngadi, Kediri.

KH Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek)
KH Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek) (istimewa)

Ini sepenggal cerita tentang karomah Gus Miek.

"Jangan ceritakan kejadian ini sampai aku mati (wafat)," kata mbah Kiai Hayat Rois Syuriah PCNU Nganjuk.

Pada tahun 80-an, Gus Miek sewaktu pulang dari rapat besar NU di Surabaya, ternyata mobil yang beliau kendarai bersama rombongan kehabisan bensin di tengah malam dan jauh dari pemukiman warga.

"Waduh gimana ini yai?" keluh salah satu anggota rombongan.

Dengan santai Gus Miek berkata "Haa,,, sana cari air di kali (sungai)," perintah Gus Miek kepada seorang pengikutnya.

"Untuk apa?," ujar Kiai Hayat Rois yang tidak paham ata speruintah Gus Miek.

"Pokoknya cari saja," ujar Gus Miek.

"Injih yai,,,," cetus Kiai Hayat Rois.

Setelah mendapatkan air Gus Miek memerintahkan dia untuk memasukkan air ke dalam tangki bensin.

"Nohh masukkan ke tempat bensin,

" perintah Gus Miek, disambut keheranan Kiai hayat.

"Masukkan sajalah,,," perintah Gus Miek.

Setelah air sungai yang ada di ember di masukkan ke dalam tangki bensin.

"Coba, stater mobilnya,,," kata Gus Miek.

Dan,,, Jrengggg,,,,, mobil langsung nyala.

Bahkan ada cerita lain akan karomah Miek yang sangat luar biasa.

Setelah menghadiri semaan Mantab di daerah Kabupaten Nganjuk pada tahun 80- an juga. Beliau diantar oleh salah satu jamaahnya yg bernama KH Faqih dengan menggunakan sepeda motor.

Tapi di tengah jalan motornya mogok karena kehabisan bensin.

"Kamu itu,,,, sebenarnya Ikhlas ngga sih nganterin aku?" kata Gus Miek.

Pengantar ini pun tidak bisa bicara dan menjawab pertanyaan Gus Miek tersebut.

"Yaa udah, ayo marung saja, itu di depan ada warung. Lha malam-malam gini cari bensin kemana?, " cetus Gus Miek.

Pada akhirnya Gus Miek dan KH Faqih mampir di warung dan memesan teh hangat.

"Pesen Teh hangat tiga pak,,," pinta Gus Miek.

"Kok tiga Gus? Lha satunya untuk siapa?," ujar KH Faqih.

"Sudaaahhh minum saja tehmu," kata Gus Miek.

"Alhamdulillah, sudha habis Gus," ujar Faqih lirih.

"Satu yang utuh itu, bungkus saja. Ayo kita teruskan perjalanan," dawih Gus Miek.

Sambil bawa bungkusan plastik teh hangat, yai Faqih clingak-clinguk di depan motornya.

Lha gimana tidak? Motor gak bisa jalan buat apa?

"Cepat masukkan teh hangatmu itu ke tanki motor," perntah Gus Miek.

"Waduhhh, bisa protol nanti mesin motorku,,," batin yai Faqih.

"Heiii,,, kenapa diam? Cepat masukkan," perintah Gyus Miek ke Yai Faqih.

"Njih Gus," timbah Faqih.

"Sekarang stater," kata Gus Miek.

Dan..mak Jreennggg" motor yang kehabisan bensin tersebut akhirnya bisa hidup dna jalan lagi dengan sebungkus teh manis yang dipsan Gus Miek di warung.

Karena motor sudah bisa jalan maka, Gus Miek dan Yai Faqih meneruskan perjalanan kedalem Gus Miek.

Alih-alih mensilahkan masuk utk istirahat sebentar. Beliau malah dawuh, "Jangan di matikan mesinnya,,, langsung pulang sana. Keburu habis bensinya.

Itulah sepenggal kisah karomah Gus Miek. Bahkan sampai sekarang acara semaan Al Quran yang digagas Gus Miek, semakin ramai diikuti ribuan orang di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah, Bhkan se Nusantara.

Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Karomah Gus Miek, Motor Kehabisan Bensin Diisi Sebungkus Teh Manis, Mobil Mogok Diisi Air Sungai

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved