HUT ke 495 Kota Jakarta
Banggakan JIS, Proyek ITF Sunter Anies Mangkrak Hingga Anggaran Bengkak Rp 5,2 Triliun karena Bunga
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkesan begitu membanggakan JIS. Namun di satu sisi ITF Sunter dibiarkan mangkrak hingga anggaran bengkak.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkesan begitu membanggakan Jakarta International Stadium (JIS).
JIS memang kini tengah menjadi primadona baru yang terus dibanggakan oleh orang nomor satu di DKI itu.
Saat Idul Fitri lalu, Anies memperbolehkan JIS menjadi lokasi takbiran dan Salat Idul Fitri.
Dia dan keluarganya pun mengikuti Salat Idul Fitri di stadion yang bangunannya diklaim setara stadion megah di dunia.
Sampai-sampai, saat puncak HUT Kota Jakarta ini tahun ini, Anies Baswedan akan menggelar grand launching JIS pada 25 Juni 2022.
Baca juga: Sejak Awal Gunakan Skema Investasi hingga Ditinggal Mundur Investor, ITF Sunter Bakal Gunakan APBD?
Melalui, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Marullah Matali, terungkap alasan Anies memilih JIS di acara puncak HUT Jakarta.
Kata Sekda, JIS dipilih untuk mengenalkan stadion yang berada di utara Jakarta itu kepada khalayak ramai.
Apalagi, JIS merupakan ikon baru Jakarta dan sudah lama dinantikan warga ibu kota.

"Kami memang sekarang ini, beberapa bulan belakangan ini memperluas JIS sebagai sebuah tempat yang berhasil dibangun oleh Pemprov DKI pada beberapa tahun terakhir dan berhasil kami selesaikan tahun ini," ucapan di Balai Kota, Senin (23/5/2022).
Biaya pembangunan JIS
Keberadaan JIS seakan menjadi gorengan lawan politik Anies.
Salah satunya soal diminta mengembalikan nama Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion Bersih Manusiawi Wibawa (BMW).
Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono yang menyebut nama tersebut merupakan warisan dari Gubernur Fauzi Bowo atau yang dikenal dengan Foke.
Selain itu, PDIP juga mengklaim anggaran pembangunan JIS 80 Persen dari pemerintah pusat yakni berasal dari bantuan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diberikan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: ITF Sunter Kembali Mangkrak Era Anies dan Disebut Proyek Pesimis, Politikus PKB Keras: Bubar Saja
Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak sebelumnya mengungkapkan bahwa pembangunan JIS nyaris mangkrak imbas pandemi Covid-19 yang melanda 2020 lalu.
"Akhirnya pusat turun memberikan bantuan lewat dana PEN sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2020 dan 2021 dari anggaran JIS Rp4,5 triliun," ujar Gilbert dalam keterangan tertulis, Senin (31/1/2022).
"Artinya, biaya pembangunan JIS itu 80 persen dari pemerintah pusat," tambahnya menjelaskan.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini pun menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang acap kali pamer kemegahan stadion JIS dengan membanggakan hasil kepemimpinannya.

Terlebih, Anies juga tak pernah mengapresiasi jasa-jasa gubernur sebelumnya.
Padahal, proses pembangunan stadion yang berada di Jakarta Utara itu sudah dibangun di era Gubernur Jokowi dan Ahok.
Bahkan, rencananya sudah disiapkan sejak zaman Gubernur Sutiyoso.
Sementara, Anies tinggal meneruskan dan meresmikan calon kandang Persija Jakarta itu.
"Klaim sepihak seakan menyatakan JIS keberhasilan Anies semata atau pencapaian seorang gubernur sekarang adalah tidak mendasar dan tidak menghargai upaya gubernur sebelumnya dan bantuan Presiden Jokowi," ujarnya.
Apalagi, kewajiban membayar cicilan ke pemerintah pusat nantinya akan dibebankan kepada penjabat (Pj) dan Gubernur DKI terpilih pada 2024 mendatang.
Baca juga: Anies Buka Rangkaian HUT ke-495 Kota Jakarta di Pulau Bidadari, Ini Makna Tema
"Gubernur Anies yang sekarang menjabat melakukan gunting pita atas upaya beberapa gubernur sebelumnya dan atas dana 80 persen yang dari pusat," kata dia.
"Sedangkan, biaya cicilan dan bunga juga ditanggung rakyat lewat APBD, bukan beban Jakpro dan akan dilanjutkan oleh Pj gubernur Oktober 2022 dan gubernur terpilih nantinya 2024," sambungnya menjelaskan.
ITF Sunter mangkrak
Anies kini memang begitu membanggakan JIS hingga mungkin banyak yang tak mempedulikan bahwa ada PR yang harus diselesaikan Anies.

Salah satunya tentang pembangunan fasilitas pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) Sunter yang tetap mangkrak.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jamaluddin Lamanda membandingkan proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara dengan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara.
Menurutnya, lebih penting pembangunan ITF Sunter ketimbang pembangunan JIS yang merupakan stadion olahraga.
Adapun Anggaran pembangunan ITF Sunter membengkak jadi Rp 5,2 triliun.
"Rencanakan yang baru pakai APBD, APBD Rp4 T saya kira bisa itu dengan sistem cicilan pertahun berapa, biarkan saja kita puasa di tempat lain, kalau masyarakat Jakarta disensus mau ngomong lebih penting ITF Sunter ini dari pada JIS," ujarnya saat rapat kerja Komisi D DPRD DKI terkait pengelolaan sampah, Senin (23/5/2022).
Menurutnya, pembangunan JIS bisa ditunda lantaran merupakan sarana olahraga.
Namun, untuk masalah sampah menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca juga: Tak Undang Presiden Jokowi, Anies akan Grand Launching JIS saat Puncak HUT Ke-495 Kota Jakarta
Sebab, ITF Sunter mampu mengurangi sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 35 Megawatt.
Fasilitas pengelolaan sampah ini turut diharapkan dapat meminimalkan ketergantungan daerah terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di luar daerah.
"Ya olahraga masih bisa ditunda, kalau sampah ini engga bisa, ini menyangkut hajat hidup org banyak menyangkut banyak aspek yang berpengaruh didalamnya," lanjutnya.
"Berapa dana yang dihabiskan oleh Pak Asep (Kadis LH DKI) pertahun ini jajarannya lingkungan hidup untuk kemudian membuang sampah. Kalau itu bisa dihemat saja setahun bisa berapa," kata dia.

Pinjaman Dana untuk ITF Sunter Ditolak DPRD
Pembangunan ITF Sunter digadang-gadang Gubernur Anies Baswedan sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah di ibu kota.
Terlebih, DKI hingga kini masih sangat tergantung pada Kota Bekasi untuk membuang sampah yang dihasilkan warganya ke TPST Bantargebang.
Awalnya, Anies berencana membangun ITF Sunter pada 2019 lalu dan ditargetkan rampung 2022 mendatang.
Namun, proyek ITF Sunter beberapa kali ditinggal investor sehingga pembangunannya belum juga dimulai hingga saat ini.
Untuk memulai pembangunan ITF Sunter, Pemprov DKI sempat mengajukan pinjaman Rp4 triliun kepada DPRD.
Namun, pengajuan pinjaman tersebut tak direstui legislatif.
Baca juga: Jakarta PPKM Level 1, Gubernur Anies: Kami Tak Ingin Kembali ke Situasi Kemarin
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, pengajuan ini dicoret lantaran PT Jakpro dinilai tak bisa menjelaskan rincian penggunaan anggaran triliunan rupiah tersebut.
"Pengajuan yang ditolak Rp4 triliun lebih," ucap Pras, sapaan akrab Prasetyo, Rabu (24/11/2021).
Sebagai informasi, utang Rp4 triliun ini diajukan PT Jakpro kepada BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur.
Setiap pengajuan utang kepada PT SMI ini pun harus melalui persetujuan DPRD.
"Itu uang pinjaman ke SMI dan harus menurut persetujuan saya. Kalau usul ini saya terima tanpa ada pemaparan, pasti saya tolak," ujarnya.
Politisi senior PDIP ini menjelaskan, awalnya Pemprov DKI hanya ingin mengajukan pinjaman Rp2,8 triliun dalam draf Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2022 pada awal November lalu.
Masterplan pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter. (Dokumentasi PT Jakarta Propertindo (Jakpro))
Namun, mendadak nominal pinjaman itu berubah menjadi Rp4 triliun lebih setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan surat permohonan persetujuan pengajuan utang untuk membangun ITF Sunter.
Dalam surat itu Anies jug menjelaskan, pembayaran utang akan dilakukan secara berkala mulai 2022 hingga 2024 mendatang.
Prasetyo pun khawatir, pinjaman ini justru memberatkan pejabat sementara pengganti Anies yang akan lengser pada Oktober 2022 mendatang.
"Nanti pejabat gubernur pengganti pak Anies (yang lengser) 2022 bingung pembayarannya gimana. Karena saya melihat sampai 2024 ini tanggung jawab pejabat gubernur," ujarnya.