Pilpres 2024
Demokrat Rayu Anies Baswedan Masuk Partai Biar Tetap Moncer untuk Maju Capres
Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Mujiyono merelakan sang Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Cawapres untuk Anies Baswedan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Mujiyono merayu Gubernur Anies Baswedan untuk masuk partai agar elektabilitasnya tetap moncer jelang Pilpres 2024 mendatang.
Demokrat pun siap menyandingkan Anies dengan sang ketua umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Walau demikian, ada catatan khusus yang diberikan Demokrat untuk Anies, yaitu soal elektabilitas.
Pasalnya, elektabilitas Anies diprediksi merosot setelah lengser dari jabatannya sebagai orang nomor satu di DKI pada Oktober 2022 mendatang.
"Mungkin bisa untuk sekarang startingnya Anies-AHY, karena Anies elektabilitasnya lebih tinggi. Tapi kalau nanti pak Anies sudah tidak jadi gubernur kan bisa turun," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: Anies Diajak Gabung Demokrat dan Duet dengan AHY, Mujiyono: Anies Ibarat Mobil Sewaan
Ketua Komisi A DPRD DKI ini mengakui, duet Anies-AHY memang diidam-idamkan oleh banyak kader Demokrat.
Hal ini bisa dilihat saat pelantikan pengurus DPD Demokrat DKI beberapa waktu lalu.

Saat itu, Anies yang turut hadir bersama AHY diteriaki para kader Demokrat sebagai 'duet maut'.
"Tak sedikit kader Partai Demokrat di Jakarta dan konstituen menyuarakan untuk menduetkan Anies dengan AHY sebagai Capres dan Cawapres 2024 nanti," ujarnya.
Untuk menjaga elektabilitas, Mujiyono pun mengajak Anies untuk menjadi kader partai.
Dengan demikian diharapkan elektabilitas Anies akan tetap terjaga meski sudah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Bagaimana Anies langkah ke depan, terus memposisikan diri, terus bergerak jangan kendor. Karena dua tahun ini bisa bikin elektabilitas turun," kata dia.

Bila punya kendaraan politik, langkah Anies untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang dinilai Mujiyono bakal lebih mudah.
Anies pun bisa leluasa blusukan ke berbagai pelosok Indonesia dengan dukungan penuh dari partainya itu.
"Kalau Anies mau ke daerah gimana? Nah kalau AHY ke daerah jelas di sana ada kepengurusan, infrastruktur. Jadi seorang Ketum kan berhak datang ke wilayah-wilayah," tuturnya. (*)
Anies Ibarat Mobil Sewaan
Partai Demokrat terang-terangan mewacanakan duet Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pilpres 2024.
Syaratnya, Anies harus bisa tetap menjaga elektabilitas pencapresannya hingga 2024.
Baca juga: Bandingkan Anies dengan AHY, Demokrat DKI Ibaratkan Nyetir Mobil: Sewaan dan Punya Sendiri
Sebab, elektabilitas Anies diprediksi merosot setelah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Oktober 2022 mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Mujiyono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).
"Mungkin bisa untuk sekarang startingnya Anies-AHY, karena Anies elektabilitasnya lebih tinggi. Tapi kalau nanti pak Anies sudah tidak jadi gubernur kan bisa turun," kata Mujiyono.
Mujiyono mengakui, banyak desakan dari internal Demokrat untuk segera mendeklarasikan duet Anies-AHY.
Baca juga: Survei Charta Politika: Khofifah Lebih Moncer di Pilpres Jika Duet dengan Ganjar Ketimbang Anies
Baca juga: Survei Charta Politika: Siapa Pun Lawannya, Duet Prabowo-Puan Tak Akan Menang Pilpres 2024
Duet ini diyakini punya potensi besar bersaing dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Tak sedikit kader Partai Demokrat di Jakarta dan konstituen menyuarakan untuk menduetkan Anies dengan AHY sebagai Capres dan Cawapres 2024 nanti," ujarnya.
Untuk menjaga elektabilitas pencapresan, Anies disarankan bergabung menjadi kader partai politik.

Mujiyono membandingkan Anies yang saat ini tanpa kendaraan partai politik dengan AHY yang berada di Demokrat.
"Ibarat nyetir mobil, Anies ini mobil sewaan, sementara Ketum meski langkahnya belum secepat Anies, tapi mobil sendiri," ucap Mujiyono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).
"Saran saya. segeralah jadi kader politik untuk menjaga elektabilitas supaya bisa bergerak," imbuhnya.
Menurut Mujiyono, pergerakan Anies ke daerah sulit dilakukan selepas tak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta dan belum masa kampanye pilpres akan sulit dilakukan jika tidak mempunyai kendaraan politik, parpol.
"Ketum meski elektabilitasnya masih jauh dari Anies, tapi kendaraannya ada, jadi (elektabilitas) masih bisa (naik)," tuturnya.
Baca juga: 4 Nama Beredar, Tapi Hanya Dua Orang Ini yang Penuhi Kriteria jadi Pengganti Anies Baswedan
"Kalau Anies mau ke daerah gimana? Nah kalau AHY ke daerah jelas di sana ada kepengurusan, infrastruktur, jadi seorang Ketum kan berhak datang ke wilayah-wilayah,” sambungnya.
Untuk menjaga elektabilitas tersebut, Mujiyono mengajak Anies untuk bergabung menjadi kader partai politik.
Mujiyono pun terang-terangan menyatakan bahwa pintu Demokrat terbuka lebar untuk Anies.
Terlebih, saat ini Demokrat DKI banyak diisi oleh muka-muka baru di dunia perpolitikan.
"Sejak saya jadi Ketua DPD, banyak banget yang sudah bergabung. 67 persen orang baru di politik, karena Demokrat itu partai yang terbuka buat siapapun," tuturnya.
"Jadi jangan kaget nanti banyak bermunculan caleg dari tokoh-tokoh masyarakat," sambungnya.