Formula E
Ajang Formula E Habiskan Dana Lebih dari Rp120 Miliar, Grup Entertainment Kasih Rp100 Miliar
Ketua Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni menyebut, penyelenggaraan Formula E menghabiskan biaya lebih dari Rp120 miliar.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni menyebut, penyelenggaraan Formula E menghabiskan biaya lebih dari Rp120 miliar.
“Penyelenggaraan Formula E ini menghabiskan biaya sekira Rp 120-130 miliar,” ujar Ahmad Sahroni saat pameran replika mobil balap Formula E, di Jakarta Internasional Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/5/2022) sore.
Anggota DPR RI dari Partai Nasdem itu menuturkan, pembuatan aspal untuk balapan yang berlangsung 4 Juni 2022 itu menggelontorkan biaya Rp 60 miliar.
“Pembuatan aspal saja sudah Rp 60 miliar, lebihnya pembangunan stand dan lainnya,” ujar pria berusia 44 tahun itu.
Terkait pendanaan, Formula E memiliki empat kategori sponsor yaitu utama, global, teknis, dan lainnya.
Bahkan, ada satu grup entertainment Indonesia ikut menggelontorkan dana Rp 100 miliar.
Baca juga: 22 Ribu Tiket Formula E yang Mahal Ludes Terjual, Termurah Justru Minim Peminat
Sponsor utama perhelatan tersebut adalah ABB yang juga menjadi penyelenggara acara.
Perusahaan yang berkantor pusat di Zurich, Swiss ini bergerak di bidang teknologi otomasi, daya, robotik, dan peralatan listrik berat.

Sponsor global adalah Julis Baer yang berbisnis di manajemen aset dan konsultasi investasi ini berkantor pusat di Zurich.
Sponsor teknis yaitu Michelin yang merupakan produsen ban asal Clermont-Ferrand, Perancis.
Sementara sponsor lainnya yakni Copper, Hugo Boss, DHL, Bosch, Moet & Chandon, Enelxway, Allianz, Tag Heur, Antofagasta, Minerals, Heineken, dan Saudia.
Rencananya, Formula E akan berlangsung di Kawasan Ancol, Jakarta Utara pada 4 Juni 2022. (Tribunnews.com, Gheovano Alfiqi)
Cuaca Bakal Jadi Tantangan Terberat Pembalap Formula E di Jakarta

Head of Technical Operations at Formula E Holdings, Barry Mortimer beri prediksi soal tantangan terberat bagi tim dan pembalap Formula E di Jakarta pada 4 Juni mendatang.
Sebagai panitia yang mengurusi logistik, Berry menyebut tiap negara memiliki tantangannya tersendiri.
Untuk di Jakarta, ia mengatakan faktor cuaca bisa menjadi tantangan terberat untuk tim maupun pembalap.
Setelah 10 hari berada di Jakarta, ia mengungkapkan jika Ibu Kota memiliki cuaca yang panas.
"Kupikir panas akan menjadi tantangan yang paling besar bagi tim dan pembalap, karena walaupun balapan ga terlalu lama tapi balapan sangat intens. Dan, dengan cuaca ini membuat semuanya harus sangat fokus," jelas Barry setelah unboxing replika mobil balap Formula E di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Kamis (26/5/2022).
Baca juga: Tak Ada Tes Lintasan, Pembalap Formula E Hanya Pakai Simulator untuk Kenalan dengan Sirkuit Ancol
Bahkan, ia menyebut Jakarta sebagai kota terpanas yang pernah didatanginya selama perhelatan Formula E digelar.
Hal ini pun menjadi poin penting baginya untuk berhati-hati dalam mempersiapkan segalanya.
"Bedanya yang paling jelas adalah cuacanya. It's very hot, sangat hangat dan lembap. Kami harus berhati-hati karena tidak semuanya bisa tahan dengan panas ini."
"Ini adalah negara terpanas yang pernah kami datangi sejauh ini. Kami harus melakukan sejumlah tes, memastikan semua dibawah kontrol, baterainya bisa bekerja di temperatur ini," jelasnya.

Spesifikasi Mobil Balap Formula E
Dilansir dari Kompas.com, Formula E menggunakan mobil balap bertenaga listrik dengan spesifikasi yang mengagumkan. Sebab, mobil ini tak hanya kencang, tapi juga ramah lingkungan.
Mobil balap bertenaga listrik Formula E diciptakan dengan mengedepankan efisiensi tenaga. Berbeda dengan mobil balap Formula 1 (F1) yang dibuat sekencang-kencangnya sesuai dengan regulasi.
Ajang balap Formula E mulai diperkenalkan pada 2014 di Beijing, China. Sejak musim 2018-2019, Formula E sudah menggunakan mobil generasi kedua atau disebut Gen2.
Mobil ini memiliki panjang 5.160 mm, lebar 1.770 mm, dan tinggi 1.050 mm, serta jarak sumbu roda 3.100 mm. Baterai yang digunakan memiliki kapasitas 52 kWh.
Tenaga maksimal yang dapat digunakan oleh masing-masing mobil adalah 250 kW (335 tk). Tenaga disalurkan ke roda belakang lewat transmisi yang spesifikasinya hanya diketahui oleh tiap pabrikan.
Mobil balap Formula E memiliki kemampuan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 2,8 detik. Sedangkan top speed yang dapat dicapai, bisa tembus hingga 280 km/jam.
Regulasi menentukan bahwa tiap mobil memiliki berat minimum 903 kg. Berat tersebut sudah termasuk pebalap dan baterai seberat 385 kg yang ditempatkan di belakang pebalap.
Mobil balap Formula E juga menerapkan sistem pengereman regeneratif. Sistem ini memanfaatkan energi kinetik dari putaran roda, lalu diubah ke energi listrik yang akan dikembalikan lagi ke baterai.
Sistem tersebut dapat diatur secara manual oleh pebalap menggunakan tuas yang ada di belakang setir.
Formula E menggunakan pemasok ban tunggal dari Michelin, dengan tipe Pilot Sport. Ban depan memiliki lebar 245 mm dan ban belakang lebarnya 305 mm, dengan diameter pelek 18 inci.
Ban tersebut didesain khusus dan dapat digunakan pada kondisi trek kering maupun basah. Berbeda dengan F1 yang memiliki tipe ban yang berbeda, yakni kering dan basah.
Pada area pebalap, mobil balap Formula E dilengkapi dengan perangkat pelindung kepala Halo yang dipasangi lampu LED. Lampu tersebut akan menyala tergantung mode tenaga yang digunakan.
Secara spesifikasi, persaingan tiap tim bisa dikatakan seimbang. Sebab, semua mobil menggunakan bodi, sasis, baterai, dan suspensi depan yang seragam.
Bagian yang berbeda hanyalah mesin atau powertrain, suspensi belakang, dan perangkat lunak mobil. Powertrain sendiri meliputi motor listrik, transmisi, dan inverter. Ketiga komponen tersebut masih boleh diubah oleh tim pabrikan.