JJ Rizal Minta Anies Ubah Nama JIS jadi Stadion MH Thamrin, 1.300 Orang Mulai Dukung Lewat Petisi
Kemudian, MH Thamrin dinilainya vokal menyuarakan menyoal diskriminasi dalam sepak bola di masa lalu, yang berujung pada perubahan.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sejarahwan JJ Rizal minta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti nama Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion MH Thamrin.
Setelah dikritisi oleh anggota dewan Kebon Sirih, kini pergantian nama JIS turut didesak oleh sejarahwan JJ Rizal.
Bahkan, JJ Rizal telah mengumpulkan dukungan masyarakat lewat petisi online di situs change.org.
Petisi tersebut diberi judul "Lebih Cocok Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin!" dan dibuat JJ Rizal pada 30 Meoio 2022.
Pantauan TribunJakarta.com di situs change.org pada Kamis (2/6/2022) pukul 15.11 WIB, petisi tersebut telah mendapat dukungan sebanyak 1.300 orang.
Rizal menyampaikan dua alasan sehingga mendorong pergantian nama JIS menjadi Stadion MH Thamrin.
Baca juga: Anies Diduga Langgar Undang-undang, PDIP Minta Nama JIS Dikembalikan Jadi Stadion BMW
Pertama, karena berdasarkan Undang-udang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
"Seharusnya penamaan bangunan milik pemerintah tidak menggunakan bahasa asing," kata Rizal saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/6/2022).
Alasan kedua, lantaran bangunan monumental seharusnya diberikan nama tokoh yang memang monumental juga jasanya dalam sejarah Indonesia, terutama dalam sejarah sepak bola.
"Serta membuat bangunan monumental tersebut memiliki jiwa juga karakter, tidak cuma besi beton raksasa belaka," lanjutnya.
Ia pun menyebut MH Thamrin sebagai tokoh yang paling cocok menjadi nama JIS.
Pasalnya, selain merupakan pahlawan nasional, MH Thamrin merupakan putra asli Betawi serta pahlawan sepak bola Ibu Kota.
"Ia tokoh pergerakan nasional pembela orang kecil di kampung-kampung yang bukan hanya seorang gibol (gila bola) dan doyan mengolah si kulit bundar, tetapi juga punya visi tentang sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor nasionalisme kebangsaan," terangnya.
Baca juga: Proyek ITF Mangkrak, Pengamat Singgung Kemauan Politik dan Adanya Dugaan Unsur Kesengajaan
Baca juga: Tolak Tangani Bayi Dibuang Masih Hidup, Komnas PA: Puskesmas Jatinegara Tak Berkemanusian
"Thamrin berhasil menyatukan sepakbola dengan gerakan kebangsaan, bukti paling ketara Voetbalbond Indonesia Jakarta (VIJ) lahir sebulan pasca Kongres Pemuda 28 Oktober 1928," sambungnya.
Kemudian, MH Thamrin dinilainya vokal menyuarakan menyoal diskriminasi dalam sepak bola di masa lalu, yang berujung pada perubahan.
Di mana sepak bola menjadi penghubung rakyat dengan tokoh pergerakan.
"Tidakkah semua itu cukup jadi pertimbangan stadion baru di Jakarta? Seharusnya menyematkan namanya Thamrin. Berilah nama Stadion MH Thamrin," pungkasnya.
