Cerita Kriminal

Aksi Konyol 2 ABG Berantem Rebutan Cowok di Jalan Berujung Polisi Ditabrak dan Bui

Para ABG perempuan pelaku pengeroyokan itu lantas kocar-kacir berusaha melarikan diri. Mereka meninggalkan korban tergeletak di pinggir jalan.

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto (tengah), Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Harun (kiri), Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Soplanit (kanan) menggelar konferensi pers terkait kasus pengeroyokan berujung penabrakan polisi, di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2022). 

"Jadi, anggota yang tertabrak itu terseret sejauh 5 meter," kata Budhi.

Karena aksi para ABG itu telah membahayakan petugas, anggota tim presisi melepaskan tiga kali tembakan peringatan peluru karet ke udara dan ke arah mobil pelaku.

"Dan disuruh berhenti nggak mau juga. Akhirnya diberikan tindakan peringatan, tapi bukannya berhenti malah nabrak anggota kita," tuturnya.

"Tembakan kedua diarahkan ke kap mobil, tapi tetap tidak berhenti. Akhirnya, diarahkan tembakan ketiga ke kaca dan baru berhenti," lanjut dia.

Baca juga: Private Party di Depok Dihadiri 400 Remaja, Padahal Kapasitas Rumah Sewaan Cuma Nampung 100

Baca juga: Private Party di Depok Diikuti Ratusan Remaja, Polisi Temukan 10 Kotak Alat Kontrasepsi

Laju mobil pelaku terhenti setelah menabrak trotoar usai tembakan ketiga.

Selanjutnya, AMZ selaku penabrak Bripka HY dan empat ABG yang melakukan pengeroyokan DK ditangkap dan dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Bripka HY Alami Retak Tulang

Motor patroli yang digunakan Bripka HY usai ditabrak
Motor patroli yang digunakan Bripka HY usai ditabrak (Warta Kota/Ramadan LQ)

Budhi menuturkan, Bripka HY mengalami retak tulang hingga harus dipasang pen usai ditabrak mobil pelaku.   

"Rumah Sakit Fatmawati menyebutkan bahwa korban ini mengalami retak tulang dan ini harus menjalani operasi atau tindakan dan saran dari dokter agar dipasang pen," ujarnya.

Kata Budhi, beruntung anggotanya itu tidak mengalami geger otak.

Saat lakukan patroli, anggota Tim Presisi dilengkapi peralatan lengkap seperti misalnya rompi hingga helm standar.

"Jadi masih bersyukur anggota kami saat itu menghunakan body fas, dan helm yang standar memang diperuntukan untuk tim presisi sehingga diperuntukan akibat dari benturan," ujarnya.

"Setelah kita lakukan sceaning semuanya ya alhamdulillah anggota kami tidak sampe mengalami geger otak. Kalau dilihat dari benturan atau hantamannya, apabila anggota kami tidak menggunakan body fas atau helm yang khusus presisi tentunya akan mengakibatkan hasil yang fatal," sambung dia.

Baca juga: Pria Ini Dibanting Temannya Gegera Perbuatan Konyol, Nyawa Melayang Sia-sia Langsung Dibuang ke Kali

Ia meminta kepada masyarakat agar peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk mengikuti arahan atau intruksi dari Polisi

"Bukan malah melawan atau sebaliknya malah melakukan tindakan yang dapat membahayakan jiwa petugas maupun jiwa yang lain," ujar Budhi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved