Antisipasi Virus Corona di DKI
Kasus Covid di Jakarta Meningkat: Keterisian BOR di Rumah Sakit Rujukan Capai 4 Persen, ICU 5 Persen
Pertanggal 12 Juni 2022, jumlah keterisian bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 5 persen.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta tak menampik, satu diantara kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta akibat oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Pihaknya pun terus memperbaharui informasi terkait kesiapan rumah sakit rujukan di DKI Jakarta. Satu diantaranya melalui Instagram @dkijakarta.
Pertanggal 12 Juni 2022, jumlah keterisian bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 5 persen.
Adapun jumlah tempat tidur isolasi yang tersedia sebanyak 3.880 dan sudah terisi sebanyak 169 tempat tidur.
Sementara untuk keterisian tempat tidur di intensive care unit (ICU) di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 sudah mencapai 4 persen.
Baca juga: PSI Lagi-lagi Kritisi Gubernur Anies, Pemprov DKI Dinilai Lambat Respons Lonjakan Kasus Covid-19
Jumlah tempat tidur ICU yang tersedia saat ini sebanyak 626.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 31 tempat tidur sudah terpakai.

Kasus Covid-19 di DKI Meningkat
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di DKI Jakarta.
"Iya itu salah satunya sumbernya adalah sub varian omicron, tapi itu tidak membahayakan seperti delta. Namun demikian sekalipun tidak membahayakan seperti delta tapi tetap hati-hati dan waspada," katanya di Balai Kota DKI, Selasa (14/6/2022).
Kenaikan kasus Covid-19 ini pun secara berturut-turut terjadi dalam empat pekan terakhir, yakni dari 16 Mei sampai 12 Juni 2022.
Dinas Kesehatab DKI Jakarta mencatat jumlah kasus positif COVID-19 di Jakarta sebanyak 616 kasus, meningkat menjadi 782 kasus.

Kemudian 1.165 kasus dan terakhir sebanyak 1.940 kasus.
Angka persentase positif dari hasil pemeriksaan PCR juga meningkat dari 1,3 persen menjadi 4,6 persen pada satu minggu terakhir.
"Omicron seperti yang tadi sudah disampaikan terus kita upayakan, yang paling penting sekarang masyarakat lebih hati-hati laksanakan prokes sekalipun sudah ada pelonggaran di tempat terbuka boleh buka masker, tetap hati-hati cuci tangan, jaga jarak, perhatikan prokes. Sekarang juga ada peningkatan di Jakarta. Jadi harus lebih hati-hati," paparnya.
Baca juga: PSI Lagi-lagi Kritisi Gubernur Anies, Pemprov DKI Dinilai Lambat Respons Lonjakan Kasus Covid-19
Belum Ada Temuan Kasus Kematian Akibat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan belum ada temuan kasus kematian akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah mudah-mudahan tidak ada angka kematian, sampai hari ini nol kematian," ucapnya di Balai Kota, Senin (13/6/2022).
Walau demikian, Ariza meminta warganya tetap waspada mengingat kasus aktif Covid-19 terus meningkat dalam sepekan terakhir.
Kasus aktif pun sudah menembus angka lebih dari 2.214 kasus dengan rincian 2.000 orang menjalani isolasi mandiri dan 214 lainnya di rawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Oleh sebab itu, Ariza mengingatkan warganya untuk taat protokol kesehatan.
Terlebih, kini pemerintah sudah melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat.
"Kami minta tetap laksanakan protokol kesehatan. Sebaiknya tetap jaga jarak, cuci tangan, kemudian juga yang tidak kalah penting menggunakan masker," ujarnya.
Bagi masyarakat yang belum mendapat dosis ketiga vaksin Covid-19 atau booster, Ariza meminta mereka untuk segera mendatangi sentra vaksinasi.
"Yang paling utama adalah pastikan seluruh warga Jakarta sudah mendapatkan vaksin yang ketiga atau booster" tuturnya.

Berikut daftar kasus Omicron BA.4 dan BA.5:
1. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 20 tahun): gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster;
2. Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 40 tahun): tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca;
3. Kasus transmisi lokal BA.5 (Laki-laki 22 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum vaksin booster;
4. Kasus PPLN (Laki-laki 30 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna.