Anies Boleh Saja Banggakan Infrastruktur, Data BPS Tunjukkan Angka Kemiskinan di Jakarta Terus Naik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sah-sah saja membanggakan sejumlah proyek infrastruktur yang dibangunnya selama dia menjabat.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sah-sah saja membanggakan sejumlah proyek infrastruktur yang dibangunnya selama dia menjabat.
Namun hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jika angka angka kemiskinan di DKI Jakarta naik selama lima tahun dipimpin Anies.
Diketahui, Anies memang kerap kali memamerkan sejumlah infrastruktur yang dibangun di eranya.
Antara lain JPO Tapal Kuda, JPO Pinisi, Tebet Eco Park, area sirkuit Formula E, sampai yang paling fenomenal yakni Jakarta International Stadium (JIS).
Sejumlah pembangunan infrastruktur itu nyatanya tak sejalan dengan tingkat kesejahteraan warga Jakarta.
Baca juga: Anies & Ganjar Paling Diinginkan Kader NasDem, Pengamat Malah Usulkan Surya Paloh Usung Erick Thohir
Sebabnya, data dari Badan Pusat Statistik, terlihat ada peningkatan jumlah warga miskin di Jakarta sebanyak 105.160 orang atau naik 0,89 persen pada periode 2017-2021
Adapun jumlah warga miskin pada periode September 2017 tercatat sebanyak 393.130 orang atau 3,78 persen.
Angka ini meningkat pada periode September 2021 menjadi 498.290 atau 4,67 persen.

Di awal masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, angka kemiskinan di DKI Jakarta sejatinya turun.
Pada periode September 2018, angka kemiskinan di DKI turun jadi 3,55 persen atau 372.260 orang.
Kemudian, angka ini turun lagi pada periode September 2019 menjadi 362.300 orang atau 3,42 persen.
Angka kemiskinan baru melonjak tajam saat pandemi Covid-19 melanda Jakarta pada 2020 lalu.
Baca juga: Hidup Berkesusahan di Kawasan Elit Menteng, Kemensos Gerak Cepat Tindaklanjuti Warga Lansia Miskin
Pada periode Maret 2020, angka kemiskinan naik signifikan menjadi 4,53 persen atau bertambah menjadi 480.860 orang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun mengakui angka kemiskinan naik signifikan.
Orang nomor dua di DKI ini menyebut, peningkatan ini terjadi akibat hantaman pandemi Covid-19.
"Di DKI Jakarta sendiri angka kemiskinan naik sekitar 1,11 persen di tengah pandemi Covid-19," ucapnya, Jumat (2/10/2020).

"Dari semula 3,42 persen pada September 2019 menjadi 4,53 persen pada Maret 2020," sambungnya.
Baca juga: Selain Fakir Miskin, Berikut Golongan yang Berhak Menerima Daging Kurban di Hari Raya Idul Adha
Angka ini kemudian naik menjadi 496.840 orang atau 4,69 persen pada periode September 2020.
Kemudian, angka kemiskinan ini naik lagi pada periode Maret 2021 menjadi 4,72 persen atau bertambah menjadi 501.920 orang.
Seiring pelonggaran aktivitas masyarakat yang dilakukan pemerintah di akhir 2021, angka kemiskinan di DKI Jakarta mulai membaik.
Angka kemiskinan turun menjadi 4,67 persen atau berkurang menjadi 498.290 orang.
Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono mengatakan, ini merupakan sinyal positif perbaikan ekonomi di ibu kota.
"Pada periode ini, ekonomi tumbuh 2,43 persen, kumulatif inflasi 0,22 persen dan pengangguran berkurang 133 ribu orang," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, ini merupakan pertama kalinya angka kemiskinan di DKI Jakarta turun setelah dilanda pandemi Covid-19.
"Prestasi ini tentunya tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga disamping adanya peningkatan daya beli dari masyarakat karena naiknya pendapatan secara umum," tuturnya.