Polisi Ungkap Kelalaian Sopir Mobil hingga Sebabkan Kecelakaan Maut di Pancoran
Pengemudi mobil Honda Jazz berinisial IAR (34) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan maut di Pancoran, Jakarta Selatan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN PANCORAN - Pengemudi mobil Honda Jazz berinisial IAR (34) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan maut di Pancoran, Jakarta Selatan.
Mobil IAR menabrak pengendara motor dan menewaskan bocah perempuan berusia 5 tahun berinisial AAR.
Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Sigit mengatakan, tersangka mengemudikan mobilnya sambil menerima telepon.
"Dia lagi ada telepon saat itu, posisi handphone (HP) di sebelah kiri," kata Sigit saat dikonfirmasi, Minggu (19/6/2022).
IAR kemudian mencoba memindahkan HP ke dashboard di sebelah kanan.
Baca juga: Pengemudi Honda Jazz Penabrak Bocah hingga Tewas di Pancoran jadi Tersangka dan Ditahan
Ketika itu ia tidak melihat ada polisi tidur di depannya. AAR pun tidak menurunkan kecepatan mobilnya.
Tepat di depan mobil AAR, pengendara motor berinisial MR (38) yang sedang membonceng anaknya, yakni korban AAR, melaju dengan kecepatan rendah.
"Dia tidak bisa mengontrol kendaraannya. Bahaya jika mengemudi sambil melakukan kegiatan lain," ujar Sigit.
Warga sekitar bernama Yudi mengaku menyaksikan kejadian nahas tersebut.
Ia menilai IAR lalai karena mengemudikan mobilnya sambil bermain handphone (HP).

"Kecepatannya nggak kencang, (tapi) sopirnya meleng, dia main handphone," kata Yudi di lokasi, Jumat (17/6/2022).
Setelah ditabrak dari arah belakang, jelas Yudi, MR terpental ke samping kiri. Sedangkan anaknya, AAR, terjatuh dan masuk ke kolong mobil hingga terlindas.
Menurut Yudi, pengemudi Honda Jazz yang menabrak korban sempat ragu untuk turun dari mobilnya karena melihat jumlah massa yang mengerubungi.
"Pengemudinya sempat nggak keluar mobil, kayaknya ketakutan karena banyak massa. Agak lama baru keluar. Dia terus tanggung jawab. Dia panik, ketakutan, karena ada massa. Dia ngakuin juga kalo main handphone," ungkap Yudi.