Pilpres 2024
Muncul Wacana Duet Anies-Khofifah di Pilpres 2024, Pengamat: Pasangan Menarik Tapi Sulit Terwujud
Jelang Pemilihan Presiden 2024, muncul nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Apa bakal terwujud?
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus digadang-gadang bakal jadi calon presiden (Capres).
Sejumlah wacana Anies diduetkan dengan sosok lain pun terus bermunculan.
Teranyar, muncul wacana duet Anies dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Pengamat politik dari Universita Al-Azhar Ujang Komarudin menyebut, duet ini sebenarnya cukup menarik, namun sulit terwujud.
"Ini pasangan yang bagus, menarik, tapi agak sulit, karena keduanya tidak punya partai, bukan ketua umum partai," ucapnya saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Target Rampung September Ini, Kampung Gembira Gembrong jadi Warisan Terakhir Anies Baswedan?
Ujang menilai, sangat sulit mendapatkan koalisi partai yang ingin mengusung duet ini.
Apalagi saat ini belum ada satu pun partai politik (parpol) yang secara terang-terangan akan mengusung salah satu tokoh.

"Saya melihat peluangnya berat dan sulit, Anies juga kan belum tahu akan didukung siapa, termasuk Khofifah," ujarnya.
Adanya aturan Presidential Threshold sebesar 20 persen pun semakin menyulitkan duet ini terwujud.
Sebab, hanya PDIP yang bisa mengusulkan pasangan capres dan cawapres tanpa harus berkoalisi dengan partai manapun.
Partai lainnya pun mau tidak mau harus membentuk koalisi untuk bisa mengusulkan capres dan cawapres.
"Ini kan soal persyaratan yang harus ditempuh karena yang pertama harus dipastikan itu tiketnya dulu. Perahunya dulu, partai koalisinya dulu baru dicari pasangan dengan siapa yang memungkinkan menang," kata dia.
Partai-partai pun disebutnya akan lebih condong mendorong sang ketua umum atau kadernya untuk maju sebagai capres maupun cawapres.
Seperti Gerindra yang masih ingin mengusung Prabowo Subianto. Kemudian ada Airlangga Hartarto juga di Golkar.

Belum lagi sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga mau ditampilkan oleh Demokrat.
"Partai-partai itu akan mengutamakan ketum partainya, mengutamakan kadernya untuk menjadi capres dan cawapres," tuturnya.
Bila keduanya memang ingin maju bersama, maka keduanya punya pekerjaan rumah yang cukup berat untuk menyakinkan partai-partai politik untuk mengusung mereka.
"Bila pasangan ini ingin maju bersama-sama, ya harus bisa menaklukan dulu untuk mendapat dukungan partai. Tentu ini yang harus diperhatikan kedua pasangan calon ini," ucapnya.