Temui Warga Miskin Menteng, Mensos Risma Titip Uang Rp 31 Juta untuk Renovasi Rumah
Mensos, Tri Rismaharini memberikan bantuan uang tunai Rp 31 juta untuk renovasi rumah dan sembako kepada warga miskin Menteng, Ta'ang Baharudin.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Berita mengenai kondisi warga miskin Menteng, Ta'ang Baharudin (69) yang hidup sungguh memprihatinkan ini menyentuh hati Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini.
Di tengah kesibukannya menjalankan tugas, ia datang dadakan tanpa protokoler resmi menuju rumah Ta'ang di RT 001 RW 009 Menteng, Jakarta Pusat.
Risma datang sekitar pukul 08.00 WIB pada Jumat (1/7/2022).
Ia menyaksikan sendiri rumah warga RT 001 RW 009 tersebut yang memprihatinkan.
Dinding rumah retak hingga atap rumah yang bolong dan nyaris ambruk.
Baca juga: Datang Dadakan, Mensos Risma Lihat Langsung Rumah Warga Menteng yang Nyaris Ambruk
Usai menyaksikan kondisi memprihatinkan itu, Risma menyerahkan sejumlah uang tunai dan sembako kepada warga tersebut.
Katanya, uang senilai Rp 31 juta tersebut digunakan untuk biaya renovasi rumah.
"Ibu Menteri menyerahkan bantuan renovasi rumah. Bulan lalu ibu (Risma) menugaskan kita, setelah melihat ada warga Menteng yang perlu dibantu. Uang ini (Rp 31 juta) untuk renovasi," kata Wahid Junaidi, Analisis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Pemberdayaan Kelompok Rentan Kemensos RI kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Jumat (1/7/2022).
Pihaknya akan terus mengawal perkembangan renovasi rumah milik Ta'ang Baharudin itu.
Sebab, laporan pengerjaan renovasi rumah ini diaudit oleh Kemensos RI.
"Beberapa minggu lagi kita akan cek progresnya seperti apa. Karena ini uang amanat tidak boleh digunakan yang lain," pungkasnya.

Pemberitaan TribunJakarta.com yang berjudul "Kisah Potret Getir Lansia Tinggal Dekat Rumah Wapres RI di Menteng: Kesusahan Air dan Makan" dan "Sisi Lain Kawasan Elit Menteng: Ada Rumah Warga yang Makin Reyot dan Nyaris Ambruk" mendapatkan tanggapan langsung dari Pihak Kementerian Sosial RI.
Tak sampai 24 jam usai berita itu terbit, pihak Kemensos mendatangi rumah Ta'ang Baharudin (69) di RT 001 RW 009, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (15/6/2022) malam.
Petugas lalu membawa Ta'ang (69) dan adiknya Muslim (62) menggunakan ambulans ke rumah sakit Budi Asih.
Di sana, kaki Ta'ang yang terluka diobati dan diperban sedangkan Muslim harus mendapatkan perawatan inap.
Muslim diduga mengalami penyakit gula dengan luka di kaki yang tak kunjung sembuh.
Baca juga: Warga Miskin Menteng Tak Lagi Tidur di Lantai dengan Luka Menganga: Kemensos Lakukan Ini!
Hari Kamis (16/6/2022), rumah Ta'ang disambangi oleh tim dari Kementerian Sosial.
Mereka datang untuk meninjau kondisi rumah dan hidup Ta'ang.
"Setelah berita itu beredar, kami turun langsung mendata atas nama bapak Baharudin," kata pendamping PKH Menteng, Uke saat ditemui TribunJakarta.com di rumah Ta'ang.
Tim Kemensos mewawancarai Ta'ang serta mendokumentasikan kondisi rumahnya.
Hasil dari peninjauan mereka, keluarga Ta'ang masuk kategori layak untuk dibantu.
"Hasil peninjauan kami, kalau melihat keadaannya layak untuk dibantu," katanya.

Selain itu, Uke mengatakan Ta'ang belum mendapatkan bantuan sosial yang berkelanjutan dari pemerintah.
"Mungkin dari bahasanya, Menteng itu mentereng tapi ternyata masih ada yang layak dibantu. Mudah-mudahan ada kabar baik untuk keluarga pak Ta'ang Baharudin," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga bernama Ta'ang hidup sulit di tengah permukiman Menteng yang elit.
Di masa senjanya, ia merasakan susahnya memperoleh air dan makanan.
Rumah Ta'ang berada di permukiman padat RT 001 RW 009, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, tak jauh dari rumah dinas Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.
Ta'ang tinggal bersama dua adiknya dan satu keponakannya bernama Muslim (62), Jamaludin (52) dan Bagas (23).
Saat TribunJakarta.com menyambangi rumah itu, suasana area dalam tampak pengap dan gelap.
Ruangan tamu akan seketika terang bila ada cahaya matahari masuk dari pintu depan yang terbuka.
Aroma bau pesing seketika menguar ketika masuk ke bagian ruang tamu beralaskan semen itu.
Pondasi dinding rumah itu sudah terlihat miring dan cat putih di permukaan dinding sudah banyak yang mengelupas.
Dinding rumah yang kusam dan retak itu pun bisa jadi segera ambruk jika tak direnovasi.
Baca juga: Ramai Diberitakan, Akhirnya Kakek yang Rumahnya Nyaris Ambruk di Menteng Dapat Kartu Lansia Jakarta
Bila mendongak, terlihat beberapa bagian plafon triplek rumah ini sudah bolong bahkan nyaris ambruk lantaran kondisi kayu telah lapuk.
Di salah satu kamar bahkan bagian atap tak berplafon. Terlihat genteng-genteng tersusun menutupi kamar itu.
Sementara dapur, yang letaknya di belakang rumah, juga terlihat kotor dan kumuh.
Dalam dapur itu, aneka barang seabrek-abrek ditumpuk tak beraturan.Terlihat sebuah kompor gas yang berdebu diletakkan di sudut dapur.
Ada Lansia yang tak bisa jalan
Muslim hanya bisa duduk selonjoran di ruang tamu beralaskan tikar. Dia tak bisa jalan lantaran menderita luka serius di tempurung kaki kirinya.
Terlihat lukanya masih menganga dan malah memburuk. Kata Muslim, luka itu tak kunjung sembuh.
"Saya tak bisa jalan. Sehari-hari duduk di sini aja. Kalau kencing pun di sini juga disediakan kotak. Nanti ada yang buang," cerita Muslim.
Bisa saja sewaktu-waktu dinding yang sudah miring itu menimpa tubuh rentanya.
Terbentur Biaya
Boro-boro betulkan rumah, untuk makan saja keluarga ini sulit.
Mereka pun mengalami kesulitan pangan karena tidak memiliki penghasilan yang menentu.
Tak jarang mereka bingung mau makan apa setiap hari.
Lauk seperti ikan, daging dan ayam jarang dirasakan lidah mereka. Kendati demikian, itu sudah disyukuri mereka sekeluarga.
Ketua RT setempat, Misnan Ali dan tetangga kerap memberikan bantuan makanan kepada warganya itu.
"Ya seadanya saja, nasi tahu tempe dan sayur. Paling tambah sambel," ceritanya.
Saat pandemi Covid-19 menggulung Ibukota kemarin, Ta'ang mengandalkan bantuan sembako dari pemerintah.
Namun, saat ini bantuan itu tak lagi diterimanya.
"Sekarang sudah enggak dapat, dulu pas Covid masih dikasih," tambahnya.
Kesusahan air
Warga Menteng ini juga kesusahan mengakses air bersih di rumahnya.
Air tak lagi nyala lantaran mesin air di rumahnya rusak.
"Air di sini susah. Enggak keluar buat mandi aja enggak ada," keluhnya.
Misnan berharap kesejahteraan warganya lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.
Tak perlu jauh-jauh melihat potret kemiskinan di tempat lain.
Kondisi memprihatinkan Ta'ang dan saudaranya sebenarnya hadir secara telanjang, tetapi tertutup oleh megahnya perumahan di Menteng.
"Kita kebawa bagusnya aja kalau Menteng itu elit. Rumah-rumah pejabat, ring 1 lah katanya. Tapi yang jelas, seperti ini lah keadaannya," pungkasnya.