Pemprov DKI Rekayasa Lalin untuk Urai Kemacetan di Bundaran HI, Bantah Imbas Gage Tak Efektif

Anak buah Gubernur DKI Jakarta ini pun mengakui, kemacetan di kawasan Bundaran HI tidak terlepas dari tingginya mobilitas masyarakat.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi kemacetan di Bundaran HI - Sejumlah kendaraan terlibat antrean panjang dan cenderung padat merayap di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2019). Kemacetan dari arah Jalan Sudirman menuju bundaran HI tersebut, akibat adanya penyempitan jalan terkait revitalisasi jalur pedestrian di kawasan itu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pelaksana harian (Plh) Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto bantah rekayasa lalu lintas untuk urai kemacetan di Bundaran HI (Hotel Indonesia) imbas penerapan sistem ganjil genap kendaraan tak efektif.

Pasalnya, berdasarkan pengamatan di sekitar 18 lokasi, kecepatan rata-rata kendaraan saat ini ada di 31,7 km/h (per hari).

"Jadi, memang sebenarnya gage itu merupakan salah satu treatment saja. Jadi, ga bisa dengan gage terus kita berharap masalah macet di Jakarta selesai. Bukan seperti itu cara berpikirnya. Jadi, tetap yang namanya manajemen rekayasa lalin itu harus dilakukan secara komprehensif," ujar Emanuel saat dihubungi, Senin (4/7/2022).

Diterapkan mulai hari ini, rekayasa lalin dimulai pukul 16.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Adapun pengendara dari arah Jalan Jenderal Sudirman tak bisa langsung berbelok ke arah Jalan Imam Bonjol.

Kendaraan yang ingin menuju Jalan Imam Bonjol harus memutar di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau di depan Kementerian Perhubungan.

Baca juga: PDIP Sekak Anies yang Banggakan Jakarta Kota Global: Tapi Tak Mampu Atasi Polusi, Banjir dan Macet

Kemudian kendaraan dari arah Jalan Imam Bonjol pun kini tak bisa langsung menuju Jalan MH Thamrin. Pengendara harus terlebih dulu masuk ke Jalan Sudirman dan putar arah melalui kolong Landmark.

"Pembatasan dilakukan, rekayasa lalin tetep dilakukan juga. Ga ada sesuatu yang instan terus kemudian satu obat menyembuhkan semua penyakit to, kan gitu," pungkasnya.

Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Mulai Diterapkan Sore Ini: Crossing Kendaraan Sumber Kemacetan

Suasana kemacetan di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, saat jam pulang kerja. Sumber pencemaran udara di Jakarta utamanya disebabkan gas buang kendaraan bermotor.
Suasana kemacetan di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, saat jam pulang kerja. Sumber pencemaran udara di Jakarta utamanya disebabkan gas buang kendaraan bermotor. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Hari ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai menerapkan rekayasa lalu lintas di Bundaran HI.

Dengan adanya rekayasa lalu lintas ini, pengendara dari arah Jalan Jenderal Sudirman tak bisa langsung berbelok ke arah Jalan Imam Bonjol.

Kendaraan yang ingin menuju Jalan Imam Bonjol harus memutar di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau di depan Kementerian Perhubungan.

Tak hanya itu, kendaraan dari arah Jalan Imam Bonjol pun kini tak bisa langsung menuju Jalan MH Thamrin.

Baca juga: Diterapkan Akhir Juni Ini, Kini Pemrpov Godok Kepgub Tarif Integrasi Transportasi Rp10 Ribu

Pengendara harus terlebih dulu masuk ke Jalan Sudirman dan putar arah melalui kolong Landmark.

Pelaksana harian (Plh) Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto mengatakan, rekayasa lalu lintas diterapkan mencegah terjadinya persilangan (crossing) kendaraan yang selama ini jadi sumber kemacetan di Bundaran HI.

"Memang ada salah satu titik krusial menjadi salah satu titik krusial yang kami rasa perlu untuk dilakukan penanganan, itu adalah crossing di Bundaran HI," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (4/7/2022).

"Terutama antara kendaraan yang dari arah utara ke selatan dengan kendaraan yang dari arah selatan mau menuju ke timur," sambungnya.

Anak buah Gubernur DKI Jakarta ini pun mengakui, kemacetan di kawasan Bundaran HI tidak terlepas dari tingginya mobilitas masyarakat.

Terlebih, pemerintah sudah melakukan sejumlah pelonggaran aktivitas masyarakat di masa PPKM Level 1.

Baca juga: Ulang Tahun Jakarta, Warga Ibu Kota Dapat Kado Polusi Udara, Ini Data Terbaru dari Iqair

Tak hanya itu, penyempitan jalan akibat adanya proyek MRT dan revitalisasi halte bus Transjakarta juga menjadi penyebab kemacetan di kawasan ini.

"Crossing itu memang akhir-akhir ini semakin terasa mengganggu terkait dengan semakin meningkatnya aktivitas masyarakat," ujarnya.

"Kan sekarang ini sebagian besar sudah aktivitas di kantor lagi, sudah mulai WFO semua. Otomatis ini ikut juga berperan dalam peningkatan kondisi lalu lintas," sambungnya.

Baca juga: Kritik Kemiskinan & Demokrasi dI Indonesia, Pakar Kesejahteraan Sosial: Memburuk 10 Tahun Terakhir

Oleh karena itu, Dishub DKI dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sepakat untuk menerapkan rekayasa lalu lintas.

"Prinsipnya rekayasa lalu lintas di Bundaran HI merupakan salah satu upaya untuk memperlancar arus lalin di Jenderal Sudirman-Thamrin. Kami ingin mengurangi adanya crossing," tuturnya.

Sebagai informasi, rekayasa lalu lintas ini akan diterapkan pada 4 Juli hingga 10 Juli 2022 mulai pukul 16.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved