Cerita Kriminal
Tradisi 'Jeres' Berujung Pengeroyokan di SMAN 70, Kak Seto Turun Tangan Bakal Temui Pihak Sekolah
Kasus pengeroyokan yang dipicu tradisi bullying jeres di SMAN 70 Jakarta tengah menjadi sorotan. Kak Seto akan menemui pihak SMAN 70 dan Disdik DKI.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Septiana
Namun, ia mengaku baru mengetahui pengeroyokan itu pada 17 Juni 2022.
"Sejak kejadian tanggal 28 Mei, kami baru tahu tanggal 17 Juni. Itu pun pas kami dapat surat panggilan dari polisi," ungkap Kulsum.
TribunJakarta.com telah menghubungi Kepala SMAN 70 Ratna Budiarti melalui sambungan telepon dan pesan singkat Whatsapp untuk meminta konfirmasi terkait pernyataan orangtua pelaku. Namun hingga berita ini diterbitkan, ia belum memberikan respons.
Di sisi lain, orangtua para pelaku mengakui kesalahan yang diperbuat anak-anaknya. Mereka juga meminta maaf kepada pihak keluarga korban.
"Intinya kami minta maaf ke keluarga korban sedalam-dalamnya. Kami mohon maaf anak-anak kami melakukan kesalahan. Mohon dimaafkan," kata Kulsum.
"Mohon itu yang bisa jadi pertimbangan ke keluarga korban. Kami minta orangtua korban untuk memaafkan anak-anak kami," tambahnya.
Bahkan, Kulsum mengaku orangtua para pelaku rela bersujud di hadapan keluarga korban untuk memohon maaf.
"Kalau kami diminta sujud, kami sujud, karena kami tahu anak kami salah," ujar dia.
Kulsum mengungkapkan, anaknya dan para pelaku lainnya masih memiliki hak untuk melanjutkan pendidikan.
Sambil berlinang air mata, Kulsum mengatakan bahwa hukuman penjara bakal merenggut masa depan sang anak dan 5 pelaku lainnya.
"Mereka sudah melakukan kesalahan, betul. Tapi apakah dengan kesalahan ini masa depan mereka terenggut juga? Anak-anak ini adalah sebagian besar anak-anak sulung, anak-anak harapan orang tuanya. Penjara tidak menyelesaikan. Penjara bukan hal yang tepat untuk mereka," ujarnya.
Polres Metro Jakarta Selatan sebelumnya menangkap dan menetapkan 6 orang sebagai tersangka pengeroyokan di SMAN 70 Jakarta.

Satu tersangka bernama Damara Altaf Alawdin alias Mantis (18) sempat masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sebelum akhirnya berhasil ditangkap.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, korban pengeroyokan merupakan adik kelas para pelaku di SMAN 70 Jakarta.
Adapun peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Mei 2022.
"Korban adik kelas mereka," ujar Kasat Reskrim.
Sementara itu, sambung Ridwan, motif pengeroyokan ini diduga karena persoalan senioritas di sekolah tersebut.
"Salah satunya itu (senioritas), geng geng," ungkap Ridwan.