Pastikan Tranportasi Publik Aman, Wagub Ariza Lihat Kondisi Angkot di Halte Integrasi Tebet
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau halte integrasi Tebet. ia memastikan kondisi angkot di Ibu Kota.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau halte integrasi Tebet, Jakarta Selatan pada Rabu (13/7/2022).
Tinjauan ini bertujuan untuk melihat kondisi di moda transportasi terutama di angkutan kota (angkot) imbas kasus pelecehan seksual yang meningkat.
"Hari ini saya datang ke halte integrasi Tebet untuk melihat kondisi angkot dan juga nanti akan naik angkot untuk memastikan bahwa transportasi publik di Jakarta itu bersih, rapi, aman dan terjangkau," ucapnya di lokasi, Rabu (13/7/2022).
Adapun dalam kesempatan itu, orang nomor dua di DKI Jakarta ini sempat bercengkrama dengan para penumpang angkot 44.
Kemudian dilanjut dengan menaiki angkot tersebut dari Tebet menuju ke Kuningan.
Baca juga: Pemisahan Wanita dan Pria di Angkot Batal, Wagub Ariza: Kasian Perempuan Tempatnya Makin Terbatas
"Saya ingin memastikan kepada warga Jakarta tidak usah takut naik transportasi publik termasuk angkot. Saya tadi nanya kepada warga, alhamdullilah warga merasa aman dan nyaman," pungkasnya.
Pemisahan Wanita dan Pria di Angkot Batal

Ahmad Riza Patria mengungkap alasan dibalik munculnya rencana kebijakan pemisahan penumpang pria dan wanita di dalam angkutan kota atau angkot.
Hal ini diungkapnya seiring dengan rencana tersebut yang dikritik sejumlah pihak lantaran tak efektif untuk mencegah pelecehan seksual, dan berakhir dengan pembatalan.
"Kemudian kenapa rencana awal Dishub tadinya ingin memisahkan? sejujurnya di bus sudah, di Transjakarta kan sudah dipisahkan, perempuan dibagian depan, laki-laki di bagian belakang," ucapnya di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022).
"Nah di angkot ini tadinya ingin kami berlakukan tapi berdasarkan masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat, ternyata pengguna angkot itu lebih banyak perempuan," lanjutnya.
Sehingga pembatalan ini dilakukan mengingat jumlah perempuan yang lebih dominan.
Baca juga: Kebijakan Pemisah Pria & Wanita di Angkot Batal, Wagub DKI Pilih Jalankan Upaya Pencegahan Pelecehan
Pasalnya, bila diterapkan kapasitas untuk perempuan kian terbatas di dalam angkot.
"Kalau dipisahkan maka nanti kasian yang perempuan ini tempatnya semakin terbatas. Padahal jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki," lanjutnya.
