Penuh Haru, Suasana Pemakaman Sintong Hutapea Korban Kecelakaan Maut Cibubur di TPU Menteng Pulo

Prosesi pemakaman tersebut diawali prosesi nyanyian lagu-lagu rohani serta doa bersama yang dipimpin oleh seorang pendeta.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Pebby Ade Liana/TribunJakarta.com
Penuh Haru, Suasana Pemakaman Korban Kecelakaan Maut Cibubur di TPU Menteng Pulo. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Suasana duka yang mendalam menyelimuti prosesi pemakaman Sintong Hutapea, di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, siang hari ini.

Sintong Hutapea (74), merupakan salah satu korban tewas kecelakaan maut Cibubur, Bekasi, Senin (18/7/2022) lalu.

Menurut pantauan TribunJakarta.com, jenazah tiba di pemakaman sekitar pukul 13.45 WIB. 

Prosesi pemakaman tersebut diawali prosesi nyanyian lagu-lagu rohani serta doa bersama yang dipimpin oleh seorang pendeta.

Suasana haru begitu terasa, ketika peti jenazah mulai diturunkan ke liang lahat.

Baca juga: Sosok Sintong Hutapea Korban Kecelakaan Cibubur: Ketua Yayasan Pelayanan Pemakaman yang Ulet Bekerja

Jenazah Sintong Hutapea, dimakamkan satu liang lahat bersama istri dan anaknya.

Bermata sembab, seorang perempuan berbaju hitam lengan panjang terlihat termenung.

Ia hanya menunduk menyaksikan prosesi pemakaman mendiang sang ayahnya.

Ditemui usai pemakaman, Maria Margareta Hutapea anak kedua dari Sintong Hutapea bercerita bahwa sang ayah merupakan sosok yang dermawan.

Jenazah Sintong Hutapea, dimakamkan pada siang hari ini di Unit Kristen TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Jenazah Sintong Hutapea, dimakamkan pada siang hari ini di Unit Kristen TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan. (Pebby Ade Liana/TribunJakarta.com)

Walau sudah berusia lanjut, namun Sintong Hutapea masih aktif di berbagai kegiatan. Bahkan, hingga di detik-detik terakhir hidupnya.

"Aslinya orangnya baik, dia nggak pernah bisa ngeliat orang susah. Sifatnya mudah tertawa, nggak pendendam, artinya dia gak punya beban dan masalah," kata Maria.

Maria bercerita, saat kejadian sang ayah barusaja hendak pulang ke rumah di daerah Cileungsi usai bekerja.

Menurut Maria, sang ayah memang merupakan sosok yang aktif dan selalu bersemangat walaupun sudah lansia.

"Papah saya itu, Ketua Yayasan Dana Kami. Dia ketua yayasan dimana tempat peti mati itu diambil. Kebetulan tiap hari dia bekerja, dan saya nggak nyangka dia masih tetap menjalankan pekerjaannya," kata Maria.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved