Sisi Lain Metropolitan
Kisah di Pulau Kelor Bikin Merinding, Pernah Ditemukan Tengkorak hingga Tulang Belulang Berserakan
Sebelum menjadi sebuah destinasi wisata, Pulau Kelor dahulu digunakan sebagai kuburan bagi orang-orang terbuang.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Setelah dijadikan pemakaman, pulau ini kemudian didirikan sebuah benteng.
Benteng itu bernama Martello.

"Kemungkinan pemakaman dulu dibuat di Pulau Kelor karena orang Belanda datang ke sini dari tahun 1600-an. Baru kemudian dibangun benteng," kata Asep.
Benteng yang dibangun Belanda pada awal abad ke-19 ini pernah dilengkapi senjata yang terbilang canggih.
Pucuk meriam yang bertengger di atas menara benteng bisa berputar 360 derajat.
Benteng ini dibangun Belanda sekitar tahun 1850 yang berfungsi sebagai sistem pertahanan laut kota Batavia.
Benteng bulat itu mengawasi kapal-kapal yang melintas menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, yang konon menjadi bandar termegah se-Asia.
Bola-bola meriam segede kepala manusia dilesakkan dari moncong meriam menembus dinding-dinding kapal hingga bolong.
Dari menara setinggi 9 meter kala itu, banyak disaksikan kapal-kapal yang rebah ke dasar laut akibat ulah meriam itu.
Benteng ini memiliki diameter luar sepanjang 14 meter serta tebal dinding 2,5 meter.

Ribuan batu bata merah yang disusun menjadi benteng anggun ini diproduksi orang pribumi.
Benteng Martello dulu juga sempat dibangun di Pulau Onrust, Pulau Cipir dan Pulau Bidadari.
Namun, sisa bangunan benteng ini hanya bisa dilihat di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor.
Pasangan selebritis menikah
Momen pernikahan berlatar benteng itu bisa dilihat bila berselancar di internet.