Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Tak Percuma Tengah Malam Cari Dokter, Keluarga Brigadir J Jadi Tahu Luka Mengerikan ADC Ferdy Sambo
Tak percuma mencari dokter tengah malam untuk ikut autopsi ulang, keluarga Brigadir J jadi tahu tentang sederet ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Tak percuma mencari dokter tengah malam untuk ikut autopsi ulang, keluarga Brigadir J jadi tahu tentang sederet luka mengerikan yang dialami ADC alias sang ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Hal itu dibeberkan kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang menceritakan drama jelang autopsi ulang ajudan Ferdy Sambo pada Rabu (27/7/2022).
Diketahui, autopsi ulang Brigadir J dilakukan di RSUD Sungai Bahar pada Rabu (27/7/2022) atau 19 hari setelah tewasnya sang ajudan Ferdy Sambo itu.
Dipaparkan Kamaruddin, banyak kesepakatan di awal yang nyatanya dibatalkan sepihak dari pihak Polri jelang autopsi ulang Brigadir J.
Salah satunya tentang perwakilan keluarga Brigadir J yang diperkenankan melihat langsung proses autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar.
Baca juga: Kantung Kemih dan Pankreas Brigadir J Diduga Hilang, Kamaruddin: Ketahuan saat Autopsi Ulang
"Ini kan terjadi terus negosiasi dengan penyidik utama Bareskrim Polri.
Awalnya kami diijinkan penasehat hukum keluarga untuk ikut di ruang autopsi.
Kemudian berkembang menjadi hanya sebatas melihat di CCTV," papar Kamaruddin dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TV One, Selasa (2/8/2022).

Puncaknya, kata Kamaruddin, kurang dari 24 jam jelang autopsi ulang, atau pada Selasa (26/7/2022), berubah lagi soal aturan siapa yang berhak menyaksikan jalannya autopsi ulang dari pihak Brigadir J yakni haruslah seorang dokter.
"Kemudian pada rapat terakhir offline, menjelang tanggal 27 atau tepatnya antara 26-27 Juli, terjadi pergeseran bahwa yang boleh melihat hanyalah yang berprofesi bilang dokter atau medis," kata Kamaruddin.
Melihat waktu yang semakin mepet dan tak mau melewatkan proses autopsi ulang tanpa ada perwakilan di ruang autopsi, Kamaruddin malam itu juga bergerak mencari dokter.
"Sehingga kami malam itu harus berusaha mencarikan orang yang berprofesi dokter dan medis.
Dapatklah Herlina Lubis dengan gelar magister kesehatan pemilik klinik di sana.
Kemudian kami dapatkan lagi dokter Martina Aritonang Rajagukguk," kata Kamaurddin.
Baca juga: CCTV di TKP Penembakan Brigadir J Rusak, Komnas HAM Ungkap Situasi Menengangkan saat Adu Tembak
Kedua dokter itulah yang menjadi 'mata' keluarga Brigadir J selama proses jalannya autopsi ulang.