Siswi SMP di Jaksel Tertekan Usai Diminta Pakai Jilbab, Kepsek: Awalnya Guru Tanya Agama yang Dianut
Setelah mendapat jawaban bahwa R merupakan seorang muslim, guru itu bertanya tentang alasan belum memakai jilbab.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Pihak SMP di Jakarta Selatan memberikan klarifikasi terkait kabar seorang siswi yang merasa tertekan setelah diminta memakai jilbab oleh gurunya.
Belakangan diketahui peristiwa itu terjadi di SMPN 46 Jakarta, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kepala SMPN 46, Endin Haerudin, mengatakan kejadian guru yang meminta siswi berinisial R memakai jilbab terjadi pada akhir Juni 2022.
"Peristiwa mungkin sebelum tanggal 28 (Juni), kakaknya ke sini itu Kamis tanggal 28," kata Endin, Rabu (3/8/2022).
Endin menuturkan, guru yang bertanya kepada siswi tentang pemakaian jilbab adalah hal biasa.
Menurutnya, justru sang siswi yang dinilai tidak siap dengan pertanyaan tersebut.
Baca juga: Ditegur di Dalam Kelas, Cerita Siswi SMP di Pasar Minggu Tertekan Diminta Guru Pakai Jilbab
"Karena itu adalah hal yang biasa awalnya. Karena sebenarnya bahwa ketika ditanya tentang kerudung yang menjadi trending topic itu sifatnya hanya menanya tentang pemakaian kerudung. Proses menanya itu lah yang tidak siap oleh (siswi) yang bersangkutan," ujar dia.

Ia mengungkapkan, peristiwa itu terjadi saat proses pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas.
Guru yang diketahui mengajar pelajaran PKN itu mulanya bertanya tentang agama yang dipeluk siswi R.
"Pertanyaan pertama adalah, 'apakah kamu muslim?'. Kalau dia menjawab non-muslim tidak mungkin dilanjutkan lagi," ucap Endin.
Setelah mendapat jawaban bahwa R merupakan seorang muslim, guru itu bertanya tentang alasan belum memakai jilbab.
"Kemudian memang didekati 'kamu belum pakai kerudung?'. Itu di depan kelas teman-temannya dengar gitu. Ketidaksiapan gitu," ungkap Endin.
"Masalahnya pertanyaan itu diulang oleh guru (PKN) lainnya. Mungkin itu yang membuat yang bersangkutan menjadi tidak nyaman," tambahnya.
Baca juga: Siswi SMA Bantul Diduga Dipaksa Pakai Jilbab Oleh Guru, 1 Jam Menangis di Kamar Mandi
Ia mengklaim tidak ada tindakan bully atau memperlakukan yang dilakukan guru terhadap siswi berinisial R.
"Tidak bully atau mempermalukan atau mempermainkan, karena sedang proses pembelajaran," ucap Endin.
Sebelumnya, siswi berinisial R (13), mengaku ditegur oleh gurunya lantaran tidak memakai jilbab.
Peneguran itu terjadi beberapa kali terhadap R.
"Cuman namanya anak kecil, dia tuh nangkepnya kok gue kayak dipaksa pakai kerudung di sekolah," kata kakak R, DN (24) saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Selasa (2/7/2022).
R mengaku tertekan dengan gurunya yang saban Senin dan Kamis mengajar kerap menegurnya.
Ada dua guru yang menegur R agar memakai jilbab.
Bahkan, siswi itu sempat merasa disudutkan lantaran guru itu menegurnya di depan anak-anak di kelas.
"Salah satu guru tuh ngomonginnya di depan kelas gitu. Jadi mungkin adik saya merasa disudutkan," tambahnya.
Karena tertekan, R meminta DN untuk membelikannya dua buah jilbab.
DN lalu curiga. Sebab, adiknya itu sehari-hari tak memakai jilbab.
"Saya heran dong loh kenapa? Kan kerudung dipakai hari Jumat aja, akhirnya dia ngaku cerita," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, R tak ingin masuk sekolah.
Baca juga: Perkara Jalan Dihalangi, Pria Setengah Abad Bikin Trauma Disabilitas, Tangga Kosan Jadi Saksi Bisu
Ia sempat berdalih kepada DN bahwa dirinya sedang sakit.
"Hari Senin kemarin dia enggak masuk karena sakit. Pengakuan akhirnya dia bilang soalnya guru yang negor ngajar kelasnya setiap Senin dan Kamis," katanya.
R lalu meminta kakaknya itu untuk datang ke sekolah.
DN menceritakan hal yang tidak mengenakkan itu kepada wali kelas adiknya di sekolah.
"Katanya terimakasih atas evaluasinya. Nanti disampaikan ke guru yang bersangkutan," katanya.
DN sebenarnya menganggap teguran terhadap adiknya merupakan niat baik dari guru itu.
Namun, penyampaiannya mungkin tidak dipahami dengan baik.
"Niat gurunya mungkin baik, cuman kan namanya anak kecil dan bahasanya juga kurang enak jadi dia nangkepnya kayak dipaksa pakai jilbab," tambahnya.
Menurut DN, orangtuanya membebaskan anak-anaknya untuk memakai jilbab.
Sebab, memakai jilbab atau tidak tergantung dari kesiapan orang itu.
"Dari diri adik saya belum mau. Saya muslim, ibu dan adik saya yang kedua pakai jilbab. Cuman kalau dalam diri dia belum mau kan enggak apa-apa. Toh ini bukan sekolah Islam tapi negeri," pungkas DN.