Pilpres 2024

Survei CPCS: Usung Anies Baswedan Capres, Nasdem Malah Ditinggal Pemilih Nasionalis

Temuan survei CPCS menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas Nasdem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen.

Editor: Wahyu Septiana
KOMPAS.com/Nursita Sari dan Tribunnews.com/Reza Deni
Kolase Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Rakernas Partai NasDem - Temuan survei CPCS menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas Nasdem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Dinamika menuju Pemilu 2024 terus menghangat, dengan manuver partai-partai politik membangun koalisi dan menggulirkan nama-nama capres yang bakal diusung.

Paling awal adalah terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar, PAN, dan PPP.

Masuknya ketua umum PAN ke dalam pemerintahan membuat semua pimpinan KIB berada dalam barisan pendukung Presiden Jokowi.

Hal itu memperkuat dugaan bahwa KIB bakal menjadi kekuatan politik Jokowi dan mendukung capres penerus Jokowi pasca-2024.

Tetapi KIB sendiri belum memunculkan nama-nama capres yang definitif.

Sebaliknya dengan NasDem yang mengusulkan sekaligus tiga nama dalam rakernas, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.

Baca juga: Survei CPCS: Simulasi Pasangan Capres, Prabowo-Puan Unggul, Dibayangi Ganjar-Andika

Di luar poros KIB, belum ada koalisi yang resmi terbentuk.

Meskipun telah mempunyai capres, NasDem masih melakukan penjajakan terutama dengan PKS dan Demokrat.

Tetapi temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas Nasdem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen.
Tetapi temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas Nasdem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen. (Dok CPCS)

Sementara itu PKB semakin gencar mendekati Gerindra, yang hampir pasti bakal mengusung Prabowo Subianto.

Pembentukan koalisi tak terhindarkan mengingat masih berlakunya ketentuan ambang batas pencalonan presiden (PT) sebesar 20 persen.

Partai-partai juga berharap bisa mendapatkan coattail effect dengan mengusung capres-cawapres yang berpeluang menang dalam Pilpres.

Tetapi temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres, elektabilitas NasDem justru merosot tajam menjadi 2,1 persen.

Padahal hingga tiga bulan lalu, NasDem masih mampu mengamankan posisi dengan meraih elektabilitas di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Kolase Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Rakernas Partai NasDem
Kolase Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Rakernas Partai NasDem (KOMPAS.com/Nursita Sari dan Tribunnews.com/Reza Deni)

Anjloknya dukungan terhadap Nasdem berbanding terbalik dengan kenaikan elektabilitas partai-partai nasionalis lainnya.

PDIP misalnya, tetap unggul pada peringkat pertama dan mengalami kenaikan elektabilitas menjadi 19,5 persen, disusul Gerindra sebesar 13,2 persen dan Golkar 8,8 persen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved