Sisi Lain Metropolitan
Cerita Makam Kuno Gadis Belanda di Pulau Onrust: Meninggal Tragis, Begini Nasib Jasadnya
Maria Van de Velde meninggal pada 19 November 1721 di Pulau Onrust. Ajal menjemput ajal perempuan itu di usia yang terbilang muda, 28 tahun.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEPULAUAN SERIBU - Pohon tua berusia ratusan tahun memayungi kompleks makam Belanda berbatu nisan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Nisan di makam-makam itu kebanyakan tak bernisan.
Hanya segelintir saja ukiran di makam yang masih bisa dibaca.
Salah satunya Nisan Maria van de Veldes Lijk.
Baca juga: Kejamnya Jenderal Jepang di Pulau Onrust: Bikin Lubang Buat Tahanan Adu Jotos sampai Nyonyor
Penggalan puisi dalam berbahasa Belanda terukir di atas nisannya.
Mayatnya terkubur
Walaupun dia pantas hidup
Bertahun-tahun lamanya
Seandainya Tuhan
Berkenan demikian

Namun, rupanya Jehova menghalangi itu dengan kematiannya
Maria hilang, Maria tiada lagi.
Tulisan yang terukir di atas nisan itu sungguh memilukan.
Baca juga: Tragedi Museum Fatahillah, Kisah Cinta Backstreet Tentara Kompeni & Gadis Belanda Berakhir Tragis
Maria Van de Velde meninggal pada 19 November 1721 di Pulau Onrust. Ajal menjemput ajal perempuan itu di usia yang terbilang muda, 28 tahun.
"Maria Van de Velde, anak dari Baas Onrust atau kepala galangan kapal yang ada di Onrust. Dia ini anak pejabat terpandang lah kala itu," ujar Sejarawan, Asep Kambali kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (16/7/2022).
Meninggal tragis

Maria meninggal di usia muda lantaran penyakit tropis yang dideritanya.
Kala itu, banyak orang Eropa yang baru tinggal di Batavia dan sekitarnya diserang penyakit tropis. Di antaranya Malaria.
"Maria meninggal karena penyakit iklim tropis Malaria. Rata-rata orang yang mendarat di Hindia Belanda itu kalau dia bisa bertahan lewat dari tiga bulan saja, berarti dia bisa bertahan terus," tambahnya.
Banyak orang Eropa terserang penyakit tropis lantaran pada masa itu belum ada obat yang bisa mengobatinya.
Bahkan, salah satu pemicu mudahnya diserang penyakit karena konsumsi air yang tidak dimasak.
"Orang Eropa tahun 1600-1700-an air itu tidak dimasak. Air mereka langsung minum. Kalau enggak mereka simpan di tempat sejenis tempayang. Istilahnya mentah, makanya mudah kena penyakit," jelasnya.
Baca juga: Kampung Mati Vietnam di Kramat Jati Ternyata Masih Berpenghuni, Begini Pengakuan Penjaga Bangunan
Lalu, apakah jasad Maria masih bersemayam di balik nisan itu?
Asep menerangkan semua jasad yang dimakamkan di kompleks pemakaman Pulau Onrust sudah dipindahkan, termasuk jasad Maria.
"Di kompleks itu kosong semua. Sudah dipindahkan ke Belanda. Dibawa oleh keluarga mereka," pungkasnya.