Penjabat Pengganti Anies Baswedan
Kantongi Nama Calon Pj Gubernur DKI, PKS: Sosoknya Mengenal Program Kerja Anies Baswedan
PKS mengaku sudah mengantongi nama Penjabat (Pj) Gubernur DKI yang akan diusulkan untuk menggantikan Gubernur Anies Baswedan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Untuk saat ini, Kemendagri pun meminta DPRD DKI turut mengusulkan nama yang dinilai layak menjadi Pj Gubernur.
Kemudian, Pj Gubernur DKI Jakarta ini akan memimpin ibu kota hingga 2024 mendatang.
Pasalnya, masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal berakhir 16 Oktober 2022 mendatang.
Sedangkan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI baru akan dilaksanakan di akhir 2024 mendatang.
Oleh karena itu, kekosongan jabatan tersebut bakal diisi oleh sosok Pj Gubernur yang punya kriteria sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) eselon I.
PDIP Siapkan 3 Nama Kandidat Pj Gubernur DKI
Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono mengaku sudah menyiapkan tiga nama yang akan diusulkan sebagai Pj Gubernur DKI menggantikan Anies Baswedan.
Walau demikian, politikus senior PDIP ini menolak menyebut tiga nama tersebut.
"Kalau (calon Pj Gubernur) itu PDIP sudah (kami siapkan), kami sudah punya tiga nama. Cuma, siapanya ya nanti," ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (2/9/2022).
Sebagai informasi, belakangan beredar tiga nama yang disebut-sebut bakal diusulkan sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta.
Mereka adalah Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta periode 2008-2013 Juri Ardiantoro, dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Marullah Matali.
Terkait ketiga nama tersebut, Gembong tak membantahnya. Namun, ia juga enggan membenarkan ketiga nama itu yang akan diusulkan.
"Iya (tiga nama itu) masuk radar PDIP. Tapi, apakah itu nanti menjadi keputusan Fraksi PDIP, ya nanti saatnya nanti kami sampaikan," ujarnya.
Gembong hanya memastikan, ketiga nama yang akan diusulkan nanti merupakan sosok yang sudah memahami permasalahan di ibu kota.
"Sosok yang akan kami tetapkan jadi Pj harapan kami adalah sosok yang memahami persoalan Jakarta, memahami kultur Jakarta, memahami karakteristik Jakarta," tuturnya.