Imbas BBM Naik, Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang Desak Pemerintah Adakan Operasi Pasar
Para pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur mendesak pemerintah segera mengadakan operasi pasar.
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Para pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur mendesak pemerintah segera mengadakan operasi pasar.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Zulkifli Rasyid mengatakan operasi pasar tersebut guna mencegah lonjakan harga beras akibat dampak kenaikan harga BBM.
"Harga beras sekarang ini memang ada kenaikan, dalam tiga minggu ini bergerak naik. Alasannya pasokan dari daerah itu berkurang termasuk permintaan banyak," kata Zulkifli di Jakarta Timur, Selasa (6/9/2022).
Dia mencontohkan harga beras sebelumnya yang tercatat Rp8.400 per liter dalam waktu tiga minggu terakhir saja naik menjadi pada kisaran Rp9.100 sampai Rp9.200 per liter.
Sementara harga eceran tertinggi (HET) beras Rp9.450 per liter, artinya bila dampak kenaikan BBM membuat harga beras kembali naik maka dikhawatirkan bakal melebihi HET.
"Jangan sampai kita menjual beras di atas HET, itu kami disalahkan. Jadi kami mohon dengan pemerintah dengan hormat untuk melakukan operasi pasar. Operasi pasar itu kalau bisa khusus DKI," ujarnya.
Zulkifli memprediksi keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bakal berdampak pada beras, mengingat ongkos pengiriman dari daerah penghasil ke Jakarta juga ikut naik.
Untuk sekarang dampak kenaikan harga BBM pada beras memang belum tampak, tapi para pedagang khawatir dalam waktu dekat terjadi kenaikan harga bila tidak dicegah dengan operasi pasar.
"Dalam minggu ini takutnya ada gejolak, jadinya kita melakukan antisipasi gejolak ini jangan ada. Apalagi saat ini kita lihat ada demo besar-besaran masalah kenaikan BBM," tuturnya.