Blak-blakan AKBP Dalizon Setor Rp 500 Juta ke Atasan Setiap Bulan, Kalau Macet Langsung Ditagih
AKBP Dalizon membeberkan, dirinya sampai ditagih oleh atasannya itu jika setoran lewat tanggal 5 atau pun macet.
"Tidak lagi pak hakim," jawabnya singkat.
Menyinggung soal aliran dana sebesar Rp10 miliar yang diduga bersumber dari Dinas PUPR Kabar Muba, AKBP Dalizon sama sekali tidak menampiknya.
Dia berujar, uang tersebut diberikan melalui Bram Rizal salah seorang Kabid Dinas PUPR Muba yang mengaku sebagai sepupu Bupati.
"Sebanyak Rp.2,5 miliar dari hasil kejahatan ini untuk saya. Terus Rp4,250 miliar untuk Dir, sisanya saya berikan kepada tiga kanit. Terus ada Rp.500 juta fee untuk Hadi Candra," jelasnya.
Ditemui setelah persidangan, AKBP Dalizon enggan berkomentar banyak atas kasus yang kini menjeratnya.
Meski begitu, dia mengaku sangat lega telah mengungkapkan keterangan secara langsung dihadapan hakim.
"Ya, saya lega," ujarnya.
Profil AKBP Dalizon

Seorang perwira menengah Polri, AKBP Dalizon, berani membongkar kasus dugaan penerimaan gratififikasi atau suap dalam bentuk setoran atasannya, Kombes Pol Anton Setiawan.
Lantas, siapa sosok AKBP Dalizon?
AKBP Dalizon lahir di Tanjung Karang, Lampung, pada 1979.
Baca juga: Brigjen Hendra Kurniawan Jadi Tersangka, Istrinya Seali Syah: Risiko Punya Pimpinan Model FS Begitu
Selepas lulus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2002, ia lama bertugas di Provinsi Jawa Tengah.
Dan baru September 2020 ia dipercaya menjadi Kapolres OKU Timur, Sumsel.
Selama bertugas di Jawa dan Sumater, AKBP Dalizon pernah bertugas di berbagai satuan kepolisian.
Mulai dari Patwal (Patroli Pengawal), Reserse, Res Narkoba hingga bidang Provost dan Pengasuh di Akademi Kepolisian (Akpol).