Permintaan Maaf Suharso Monoarfa Soal Amplop Kiai Tak Cukup, Komunal Desak Jokowi Cepat Bertindak
Permintaan maaf Suharso Monoarfa soal ucapannya terkait amplop kiai dirasa belum cukup. Komunal minta Jokowi bertindak pecat dari jabatan Menteri.
Suharso Monoarfa Minta Maaf
Suharso Monoarfa, minta maaf usai video yang berisi dirinya sedang berpidato di KPK beredar di media sosial.
Permintaan maaf ini disampaikan Suharso Monoarfa secara terbuka seusai menghadiri acara Sekolah Politik yang digelar selama 2 hari bagi kader PPP di Bogor.
"Saya menyesalkan ada pihak yang dengan sengaja mencuplik sepotong dari sambutan saya pada acara Politik Identitas Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin 15 Agustus 2022 lalu, cuplikan yang sepotong itu menjadi di luar konteks dan membentuk opini negatif,” ujar Suharso.
Suharso Monoarfa menekankan bahwa sambutannya tidaklah berdiri sendiri.
Selain merespon atas apa disampaikan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, Suharso Monoarfa juga turut berusaha menyambungkan dengan apa yang dipresentasikan Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Wawan Wardhiana.
Menurutnya, kyai Ghufron menekankan, dengan mengikuti acara Politik Cerdas Berintegritas, diharapkan peserta menetapkannya agar jangan terbawa ikut-ikutan mengandalkan 'keuangan yang maha kuasa', dan meninggalkan 'Ketuhanan yang Maha Esa'.
Terlebih Partai Persatuan Pembangunan yang berazaskan islam.
Sementara itu, Suharso Monoarfa menuturkan, Wawan Wardhiana mengingatkan dengan sebuah idiom 'bukan membenarkan hal yang biasa, melainkan membiasakan hal yang benar'.
"Itu pesan-pesan yang ingin saya tangkap dan ingin saya ulang dan garis bawahi, sama sekali saya tak ada maksud untuk menyalahkan siapapun" ujar Suharso Monoarfa.
Baca juga: Desakan Mundur Suharso Monoarfa, Politikus Senior PPP Sebut Demi Keselamatan dan Kehormatan Partai
"Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu adalah sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan" tabahnya.
Suharso Monoarfa mengakui, semestinya ada cara lain, bukan dengan mengungkap ilustrasi yang justru mengundang interpretasi yang keliru, dan apalagi dipotong-potong.
"Untuk itu saya mohon dibukakan pintu maaf yang seluas luasnya" pungkasnya.