Azyumardi Azra Meninggal
Sosok Azyumardi Azra yang Wafat Hari Ini: WNI Pertama yang Dapat Gelar Sir dari Ratu Inggris
Berikut ini sosok Azyumardi Azra yang wafat pada hari ini, Minggu (18/9/2022) di Selangor, Malaysia.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut ini sosok Azyumardi Azra yang wafat pada hari ini, Minggu (18/9/2022) di Selangor, Malaysia.
Sebelum meninggal dunia, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra terkena serangan jantung dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (17/9/2022).
“(Kena) serangan jantung,” kata Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono dilansir dari Kompas.com, Minggu (18/9/2022).
WNI Pertama Dapat Gelar Kehormatan dari Ratu Inggris
Semasa hidupnya, Azyumardi Azra yang dikenal sebagai salah satu cendekiawan muslim banyak mendapat sederet penghargaan.
Baca juga: Cendekiawan Muslim Sekaligus Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Meninggal Dunia
Tak hanya dari dalam negeri, sederet penghargaan dari internasional juga pernah didapatnya.
Satu diantaranya yakni penghargaan dari Ratu Inggris, Queen Elizabeth II.
Azyumardi Azra hari ini mendapat gelar kehormatan Comander of the Otder of the British Empire (CBE) dari Ratu Inggris, Queen Elizabeth II pada tahun 2010 lalu.

Penyematan gelar dilakukan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Hatfull di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Penyematan gelar kehormatan tersebut merupakan wujud penghargaan pemerintah Inggris bagi Azyumardi Azra yang dinilai telah menunjukan dedikasinya dalam berperan aktif memajukan pemahaman antar beragama selama bertahun-tahun dalam mendorong hubungan yang lebih baik antar agama besar di dunia.
"Ratu memberikan penghargaan kehormatan kepada semua orang dari berbagai latar belakang di seluruh dunia tiap tahunnya.
Ratu Inggris memberikan gelar kepada Azyumardi Azra karena dedikasi dan peranannya terhadap terciptanya kerukunan dan pemahaman tentang agama Islam," ujar Martin Hatfull pada 2010 lalu.
Hatfull menjelaskan, pemerintah, dalam hal ini Ratu Inggris memberi apresiasi lebih kepada Azyumardi yang pernah menjabat sebagai salah satu Ketua UK-Indonesia Islamic Advisory Group tersebut juga sebagai dukungan terhadap beratnya tugas yang dilakukan Azyumardi dalam menjembatani pemahaman antara Islam dengan agama lainnya.
Baca juga: Skill Perang Jenderal Andika Perkasa Tak Luntur, Masih Berani Bertempur di Hutan Lawan Marinir AS
"Peranannya sangatlah penting dalam mendorong hubungan yang lebih baik lagi diantara agama-agama besar yang ada di dunia," ujarnya.
Dalam penghargaan yang diterimanya itu, Azyumardi Azra tercatat sebagai WNI pertama yang mendapat gelar 'Sir' dari kerajaan Inggris.
Dapat Penghargaan dari Kaisar Jepang
Selain dari Ratu Inggris, Azyumardi Azra juga mendapat penghargaan dari Kaisar Jepang pada 2017.
Kala itu, Azyumardi Azra mendapatkan Orde Matahari Terbit: Kelas Bintang Emas dan Perak (Order of Rising Sun: Gold and Silver Star) yang merupakan tingkat tertinggi tanda jasa itu, dari Kaisar Jepang saat itu, Akihito (Heisei).
Orde Matahari Terbit adalah tanda jasa pertama yang dianugerahkan Jepang pada 1876 sewaktu Kaisar Meiji, kaisar yang mencanangkan Restorasi Meiji tahun 1868 bertakhta.

Latar belakang pendidikan Azyumardi Azra amat beragam.
Mulanya, Azyumardi Azra tidak berobsesi atau bercita-cita menggeluti studi keislaman.
Sebab, dia lebih berniat memasuki bidang pendidikan umum di IKIP.
Akan tetapi, setelah sang ayah mendesak, Azyumardi Azra masuk ke IAIN sehingga kini dikenal sebagai tokoh intelektual Islam Indonesia.
Seusai lulus dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta (kini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Azyumardi Azra melanjutkan pendidikannya ke Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah di Universitas Columbia.
Pendidikan itu mendapat bantuan dari beasiswa Fullbright pada 1988.
Setahun kemudian, Azyumardi Azra pun memperoleh beasiswa Columbia President Fellowship sehingga berkesempatan untuk belajar di fakultas sejarah pada universitas yang sama.
Azyumardi Azra juga mendapatkan gelar master filosofi dari Universitas Columbia pada tahun 1992.
Selain itu, gelar doktor filosofi juga telah didapatkan melalui disertasi yang berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Disertasi itu telah dipublikasikan di Canberra, Australia, Honolulu, Hawaii, AS, serta Leiden di Belanda.
Sekembali ke Indonesia dan mendirikan jurnal Indonesia yang bernama Studia Islamika, Azyumardi Azra masih sempat berkunjung ke Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies dan menjadi pengajar di St. Anthony College.
Artikel ini disarikan dari Tribunnews.com dengan judul PROFIL Ketua Dewan Pers Sekaligus Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra yang Meninggal Dunia di Malaysia
PROFIL Ketua Dewan Pers Sekaligus Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra yang Meninggal Dunia di Malaysia