Banyak Perajin Tempe di Sunter Terlilit Utang hingga Terancam Gulung Tikar Gegara Kedelai Mahal

Para perajin tempat di Kampung Tempe Sunter Jaya sampai harus berutang ke toko distributor kedelai lantaran harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Pengrajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggelar aksi protes terhadap kenaikan harga kedelai dengan melemparkan tempe-tempe yang tak laku karena sudah basi ke jalanan. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Kondisi harga kedelai yang mahal membuat banyak perajin tempe di Kampung Tempe Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terlilit utang hingga gulung tikar.

Para perajin tempat di Kampung Tempe Sunter Jaya sampai harus berutang ke toko distributor kedelai lantaran harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe itu melonjak.

"Utang ya ada, banyak yang sampai ngutang ke toko," kata Mohammad Rizqon (31), salah satu pengrajin tempe di lokasi, Kamis (29/9/2022).

Selain untuk membeli kedelai, para perajin tempe juga sampai berhutang untuk mencukupi kebutuhan pokok harian.

Alhasil, menurut Rizqon yang disahuti beberapa ibu-ibu perajin tempe, utang mereka makin menumpuk. Sementara, penghasilan mereka tak menentu.

"Ya banyak ngutang untuk menutupi kekurangan. Jadinya, utang makin numpuk, makin nggak kekontrol," ucap Rizqon.

Baca juga: Protes Harga Kedelai Mahal, Pengrajin Tempe di Sunter Sweeping Kampung Ajak Mogok Produksi

Rizqon mengungkapkan, kondisi kenaikan harga kedelai juga telah berdampak kepada beberapa perajin tempe tak sanggup bersaing.

Beberapa perajin tempe di wilayahnya berhenti produksi karena bangkrut. Sementara, sebagian besar perajin tempe lainnya terancam gulung tikar.

Perajin Tempe Lempar Dagangan

Pengrajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggelar aksi protes terhadap kenaikan harga kedelai dengan melemparkan tempe-tempe yang tak laku karena sudah basi ke jalanan.
Pengrajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggelar aksi protes terhadap kenaikan harga kedelai dengan melemparkan tempe-tempe yang tak laku karena sudah basi ke jalanan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Sejumlah perajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggelar aksi protes terhadap kenaikan harga kedelai, Kamis petang. 

Mereka melemparkan tempe-tempe produksinya yang tak laku karena sudah basi ke jalanan sebagai ungkapan rasa geram atas ketidakstabilan harga kedelai setidaknya sepekan belakangan.

Tempe yang tak laku awalnya diambil dari industri rumahan milik para perajin.

Kemudian, tempe-tempe basi itu diremas hingga hancur lalu dilemparkan dan diinjak-injak di jalanan.

Salah seorang perajin tempe, Mohammad Rizqon (31) mengatakan, kenaikan harga kedelai berdampak merosotnya jumlah pembeli.

Baca juga: Produsen Tempe di Ciracas Teriak, Kenaikan harga Kedelai Kali Ini Paling Parah

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved