Pilpres 2024

Anies Baswedan Bakal Diusung Tiga Partai, Pilpres 2024 Mengarah Jadi 4 Pasangan Capres-Cawapres

Pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden yang akan diusung tiga partai semakin menguat. Pilpres 2024 mengarah ke empat pasangan capres-cawapres.

Kolase Foto Tribun Jakarta
Kolase Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kotak Suara Pilpres 2024. Pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden yang akan diusung tiga partai semakin menguat. Pilpres 2024 mengarah ke empat pasangan capres-cawapres. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden yang akan diusung tiga partai semakin menguat.

Ketiga partai yang diprediksi bahal mengusung Gubernur DKI Jakarta di Pilpres 2024 yakni Partai Demokrat, Partai NasDem, PKS.

Mereka akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden tepat pada Hari Pahlawan 10 November 2022.

 

Bila deklarasi Anies Baswedan sebagai capres terlaksana, maka Pilpres 2024 berpeluang diikuti empat pasangan calon presiden-wakil presiden.

Kabar Anies Baswedan diusung tiga partai politik dikatakan politikus Partai NasDem, Zulfan Lindan.

“Jadi soal capres pokoknya sudah selesai, Anies Baswedan capres Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, sudah 99 persen,” kata Zulfan Lindan pada Selasa (27/9/2022).

Baca juga: Laporan Tabloid Anies Baswedan Tak Berlanjut, Bawaslu Pastikan Tak Temukan Unsur Pelanggaran Pemilu

Zulfan Lindan juga membocorkan mengenai pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Pendamping Anies Baswedan bisa diumumkan secara bersamaan bila telah selesai dibahas.

DirekturEksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim menuturkan Pilpres 2024 mengarah ke empat pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Ilustrasi Kotak Suara Menuju Pilpres 2024
Ilustrasi Kotak Suara Menuju Pilpres 2024 (Grafis Tribunnews/Gilang Putranto)

Hal itu terjadi bila Anies Baswedan akhirnya diusung oleh tiga partai politik itu.

"Kalau mengacu pada dinamika terkini terkait upaya membangun koalisi dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket pencapresan, setidaknya sudah mengarah ke empat gugus untuk mencapai ambang batas 20 persen kursi DPR RI [aturan Presidential thresshold 20 persen]. Jika empat gugus ini mapan hingga pendaftaran capres/cawapres pada akhir oktober 2023, maka akan menghasilkan empat pasangan capres/cawapres," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Anies Baswedan Banggakan 4 Sekolah Net Zero Carbon, DPRD Sindir Nasib 233 Sekolah Tak Layak di DKI

Ia melanjutkan, di gugus pertama, ada PDIP yang bisa memajukan pasangan kandidat sendiri tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain karena sudah memiliki jumlah kursi 22.3 persen.

Di gugus kedua, ada Partai Gerindra dan PKB yang sudah mendeklarasikan kesepakan untuk berkoalisi, dengan jumlah kursi 23.7 persen.

Di gugus ketiga ada Golkar, PAN dan PPP dengan komposisi kursi 25.7 % .

Dan gugus keempat, ada Nasdem, Demokrat dan PKS yang santer akan berkoalisi dengan komposisi 28.3 % kursi.

"Untuk posisi capres, empat gugus ini secara tersirat sudah bisa diproyeksikan siapa nama capresnya. PDIP sepertinya sangat berhasrat untuk mengusung Puan Maharani. Kemudian KIB disebut-sebut akan menjadi skoci Ganjar Pranowo jika tidak dilirik PDIP. Kemudian Gerindra-PKB kemungkinan besar akan mengusung nama Prabowo Subianto. Sementara Nasdem, Demokrat, PKS akan menyorong nama Anies Baswedan."

Kolase Foto Logo Partai NasDem dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kolase Foto Logo Partai NasDem dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Kolase Foto TribunJakarta)

Pertanyaannya kemudian, apakah komposisi ini bisa berubah menjadi hanya tiga gugus atau bahkan dua gugus saja yang berimplikasi hanya menghasilkan tiga atau dua pasang capres/cawapres?

Menurut Abdul Hakim, komposisi di atas sangat mungkin terjadi perubahan.

Kemungkinan perubahan itu terlihat dari masih terusnya elit-elit parpol dalam menjajagi koalisi.

Baca juga: Anies Baswedan akan Resmikan Kampung Gembira Gembrong Sebelum Lengser

PDIP misalnya, yang saat ini sedang rajin melakukan safari politik ke elit parpol lain.

"Jika PDIP bisa menggaet satu teman koalisi atau lebih, maka empat gugus ini bisa terbongkar dan berupa bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan 2 gugusan saja. Dan yang melakukan penjajagan koalisi ini tidak hanya PDIP saja. Gerindra, Golkar, PKB, PKS dan parpol lainnya juga masih intens melakukannya.," katanya.

Jadi empat gugus ini akan berubah bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan hanya dua gugus saja, sangat mungkin terjadi.

Masih Belum Pasti

Kolase Foto Logo PKS dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kolase Foto Logo PKS dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Menurut Abdul Hakim, pertanyaan bukan siapa yang menjadi lawan Anies, namun parpol mana yang sudah definitif mencalonkan Anies?

Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada satupun parpol yang secara formal sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.

"Meski Nasdem, Demokrat, dan PKS disebut-sebut akan mendukungnya, namun hingga saat ini tiga parpol ini masih cukup sulit untuk mencapai titik kesepakatan dalam berkoalisi. PKS misalnya, yang masih terus bergerilya ke parpol lain untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan lainnya," ujarnya.

Lebih jauh, Abdul Hakim juga membedah lebih jauh siapa saja yang paling berpeluang jadi capres.

"Ada dua variabel yang bisa kita jadikan rujukan untuk menghitung peluang tokoh yang bisa diusung menjadi capres. Pertama dari sisi elektoral melalui kaca mata survei. Dan yang kedua melalui potensi mendapatkan bording pass pencapresan dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket."

Baca juga: Eks Plt Gubernur DKI Soni Sumarsono hingga Pakar Otonomi Daerah Bicara Figur Ideal Pengganti Anies

"Dari sisi elektoral, hingga saat ini ada tiga tokoh yang selalu masuk dalam tiga besar kandidat yang memiliki tingkat eleksi terbaik. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies baswedan. Tiga nama ini menjadi kelompok terdepan yang jauh meninggalkan kandidat-kandidat lain yang banyak beredar saat ini."

Ia mengungkapkan, dari hasil survei SSI yang dilakukan Juli 2022 lalu misalnya, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 25.08 % ,

Disusul Ganjar sebesar 20.83

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved