Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022

Kisah Pilu Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Buka 50 Kantung Jenazah Cari Anaknya Tapi Tak Dapat Hasil

Kisah pilu dirasakan Sugeng (50) dalam perjuangan menemukan sang anak yang turut menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan.

Editor: Elga H Putra
Surya Malang/Purwanto
Suasana mencekam saat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah pilu dirasakan Sugeng (50) dalam perjuangan menemukan sang anak yang turut menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan.

Sugeng bahkan sampai membuka 50 kantung jenazah untuk mencari anaknya bernama Risky Dendi Nugroho (19).

Namun dia tak juga menemukan keberadaan sang anak yang diketahui menonton langsung laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Saat kejadian, Sugeng tidak mendapat kabar terkait anaknya sampai pukul 01.00 WIB.

Setelah pulang dari jualan nasi goreng, Sugeng langsung menuju Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Aksi TNI Selamatkan Nyawa Balita Terkena Pecahan Kaca Saat Tragedi Kanjuruhan, Korban Trauma Berat

Sugeng kaget melihat stadion porak-poranda.

Beberapa mobil terbakar, sampah berserekan, dan pecahan besi teronggok di sekitar stadion.

Sugeng keliling area dalam dan luar stadion untuk mencari sang anak.

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. (SURYA/PURWANTO)

Pria asal Jalan Ikan Piranha Atas, Kota Malang ini bergegas ke lima rumah sakit, mulai Gondanglegi, Pakisaji, RS Wava Husada, dan RSUD Kanjuruhan.

"Anak saya tidak aada di ruang pasien. Saya juga mencari di ruang jenazah," kata dia dilansir dari Surya Malang, Selasa (4/10/2022).

Sugeng membuka kantung mayat satu per satu.

"Semua jenazah tidak ada identitas," tuturnya.

Menurutnya, banyak korban berusia antara 8-12 tahun di RS Wava Husada," katanya.

Rata-rata wajah jenazah seperti hangus kena minyak panas.

Baca juga: Uang Tak Bisa Mengembalikan Nyawa Anaknya, Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Pingsan di Pelukan Menteri

Karena tidak menemukan anaknya, Sugeng minta bantuan beberapa anggota keluarganya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved