Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022

Kisah Pilu Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Buka 50 Kantung Jenazah Cari Anaknya Tapi Tak Dapat Hasil

Kisah pilu dirasakan Sugeng (50) dalam perjuangan menemukan sang anak yang turut menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan.

Editor: Elga H Putra
Surya Malang/Purwanto
Suasana mencekam saat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). 

Kecemasan Sugeng akhirnhya terbayar saat mendapat kabar bahwa saudaranya menemukan Risky.

Dia tak kuasa mengucap syukur saat tahu anaknya masih hidup.

Risky sedang dirawat di IGD RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

"Barang bawaannya tidak ada. HP dan dua STNK hilang," katanya.

Keluarga melihat foto pe
Keluarga melihat foto para korban Arema Vs Persebaya di RS Saiful Anwar Malang

Remaja yang baru lulus SMA itu menjalani perawatan medis sejak malam kelabu itu.

Sugeng mengatakan Risky harus bernafas dengan alat bantu pernafasan.

"Kata dokter, dia kebanyakan menghirup gas air mata. Karena bisa kena paru-paru, dan bisa sesak," kata Sugeng.

Risky masih belum bisa berkomunikasi.

Kadang Risky menangis. Tapi, Risky lebih banyak diam.

Sugeng berharap kepolisian serius mengungkap penyebab tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 125 orang tewas.

"Tembakan gas air mata itu harus diusut. Itu yang harus diselidiki. Teman anak saya juga terganggu pernafasan," kata Sugeng.


Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Perjuangan Seorang Bapak Cari Anaknya Saat Tragedi Arema, Sugeng Buka 50 Kantung Jenazah,

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved