Cerita Kriminal
Marak Tawuran Pelajar di Kota Bekasi, Polisi Masuk Sekolah Beri Sosialisasi Langsung
Marak tawuran pelajar di Kota Bekasi, polisi lakukan upaya preventif sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Marak tawuran pelajar di Kota Bekasi, polisi lakukan upaya preventif sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Rama Samtama Putra mengatakan, fenomena tawuran pelajar marak terjadi bahkan sempat viral terjadi di Jalan Cikunir beberapa waktu lalu.
"Fenomena tawuran yang melibatkan anak-anak pelajar maka kegiatan fungsi preventif dikedepankan sebagai upaya pencegahan," kata Rama, Rabu (12/10/2022).
Rama menjelaskan, sosialisasi meliputi ajakan seluruh pelajar untuk menjauhi tindakan kenakalan remaja.
Pelajar juga diajak untuk melakukan kegiatan positif, tawuran bukan cara yang tepat untuk menunjukkan jati diri.
Baca juga: Bawa Celurit 80 Cm, Konvoi 10 Remaja Tangerang Mau Tawuran Ketahuan Polisi
"Kita ketahui tawuran itu tidak ada yang dicari, tidak ada yang diperebutkan, tidak ada yang saling mengenal hanya sekedar menunjukkan eksistensi ini perlu diluruskan," jelas dia.
Rama memastikan, kegiatan sosialisasi akan dilakukan secara masif. Seluruh sekolah di Kota Bekasi harus tersentuh upaya preventif ini.
"Segera harus kita tindak lanjuti dengan optimal. Semua sekolah akan kita sentuh dari pejabat utama polres sudah dibuat jadwal untuk kesekola-sekolah untuk sama-sama mengingatkan kembali agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tegasnya.
Sebelumnya, video aksi tawuran pelajar viral di media sosial. Kejadian di Jalan Cikunir samping tol melibatkan pelajar dengan senjata tajam.
Kejadian tersebut rupanya terjadi pada Juli 2022 lalu, baru viral belum lama ini setelah ada yang mengunggah ulang.
Tidak ada korban dalam insiden itu, polisi juga telah mengamankan enam orang pelaku yang seluruhnya merupakan pelajar aktif.
Mereka selanjutnya dikembalikan ke orangtuanya, tidak ada yang diproses hukum. Keenam pelaku justru dijadikan duta anti tawuran yang bertugas membantu sosialisasi.
