Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Bikin Hoaks Soal Tukang Dawet Kanjuruhan, Eks Kader PSI Sesenggukan di Depan Aremania: Saya Beban
Bikin hoaks soal tukang dawet di Stadion Kanjuruhan, eks kaderPartai Solidaritas Indonesia (PSI), Suprapti Fauzi nangis sesenggukan di depan Aremania.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bikin hoaks soal tukang dawet di Stadion Kanjuruhan, eks kaderPartai Solidaritas Indonesia (PSI), Suprapti Fauzi nangis sesenggukan di depan Aremania.
Dia mengaku dirinya tertekan usai apa yang dilakukannya itu viral dan mendapat kecaman publik, khususnya dari Aremania.
Dalam video yang beredar, Suprapti Fauzi yang mengenakan pakaian dinas Pemda meminta maaf kepada salah seorang Aremanita, sebutan untuk Aremania wanita.
"Demi Allah saya Lillahi ta'ala minta maaf kepada panjenengan (kamu) memohon dengan sangat memaafkan saya," kata Suprapti Fauzi.
Dia berdalih tak ada niat untuk mencemarkan nama baik Aremania dalam tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Penjual Dawet Hoaks di Kanjuruhan Ternyata Eks Kader PSI: Kini Nangis-nangis Minta Maaf ke Aremania
"Saya minta maaf karena ga ada tujuan saya untuk menjelekan siapapun," tutur Suprapti Fauzi.
Dia juga menegaskan tidak disuruh oleh siapapun untuk melakukan hal tersebut.
"Demi Allah tidak ada settingan apapun dan saya tidak disuruh siapapun," ujar Suprapti Fauzi.

Suprapti Fauzi pun kemudian bersimpuh sambil menangis kala mencium tangan seorang Aremanita.
"Saya beban mbak," katanya sembari menangis sesenggukan.
Tanggapan PSI
Suprapti Fauzi yang merupakan pembuat rekaman tukang dawet hoaks itu ternyata merupakan eks petinggi PSI di Malang, Jawa Timur.
Menurut informasi yang diunggah salah satu netizen di Twitter, Suprapti Fauzi tercatat pernah menjadi Wakil Ketua DPD PSI Kabupaten Malang dan Pembina Dewan Pembina Daerah PSI Kabupaten Malang periode 2020-2024.
Mengenai status keanggotaan Suprapti Fauzi, DPP PSI pun telah buka suara.
Melalui akun Twitternya, DPP PSI menegaskan jika Suprapti Fauzi sudah bukan merupakan kadernya sejak 22 Juni 2020.
Baca juga: Saya Tidak Ingat Cerita Pilu Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Usai 3 Hari Koma