Polisi Terlibat Narkoba
Terbaru Teddy Minahasa, Ini Ulah Memalukan Polisi di Oktober 2022 : Dari Kanjuruhan sampai Jilat Kue
Terbaru Teddy Minahasa, inilah empat tindakan memalukan polisi yang terjadi di dua pekan pertama bulan Oktober 2022.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Terbaru Teddy Minahasa, inilah empat tindakan memalukan polisi yang terjadi di dua pekan pertama bulan Oktober 2022.
Diketahui, seolah tak ada habisnya berbagai peristiwa memalukan para polisi yang membuat citra Polri kian tercoreng.
Belum kelar kasus Ferdy Sambo yang masih menjadi sorotan, catatan TribunJakarta.com selama bulan Oktober 2022 ini sudah ada empat kasus polisi yang menjadi sorotan publik.
Hal itu kian mengikis kepercayaan masyarakat kepada Korps Bhayangkara.
Berikut ini TribunJakarta.com merangkum empat ulah polisi yang menjadi sorotan di dua pekan awal Oktober 2022.
Baca juga: Ini Pengganti Teddy Minahasa Sebagai Kapolda Jawa Timur, Intip Gaji dan Sederet Tunjangannya
1. Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan
Ulah polisi yang mengawali Oktober 2022 ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Polisi menembakan gas air mata di dalam stadion saat terjadinya kericuhan usai laga Arema Fc Vs Persebaya Surabaya.

Adapun gas air mata yang digunakan Polri diketahui sudah kedaluwarsa.
Di kasus ini, Polri mengklaim gas air mata anggotanya tak mematikan, sekalipun sudah kedaluwarsa.
"Saya sekali lagi saya bukan expertnya, saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan ya CS atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (10/10/2022).
Korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 132 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Sebagian para korban luka sampai saat ini matanya masih merah imbas gas air mata yang ditembakan polisi.
Dalam kasus ini, sudah ada enam orang dijadikan tersangka.
Baca juga: Mata Korban Kanjuruhan Masih Pendarahan, Ternyata Gas Air Mata Polisi Sudah Kedaluwarsa Sejak 2021
Termasuk tiga orang yang merupakan anggota Polri.
Adapun dua sosok yang diduga memerintahkan polisi menembak gas air mata adalah Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi dan Komandan Kompi Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman.
Menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, keduanya diduga yang memberikan perintah untuk melakukan penembakan gas air mata ke arah tribun penonton hingga di lapangan .
"Yang bersangkutan memerintahkan anggotanya untuk menyerang penembakan gas air mata," jelas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat merilis penetapan tersangka tragedi Kanjuruhan.
2. Polisi Jilati Kue TNI
Empat hari kemudian atau tepatnya pada 5 Oktober 2022 yang bertepatan dengan HUT TNI, ada lagi ulah memalukan yang dilakukan anggota polisi.

Kali ini sampai membuat geram institusi TNI.
Hal itu dilakukan oleh dua polisi yakni Bripda DMB dan Bripda YFP menjilat kue HUT TNI.
Aksi tak terpuji mereka kemudian viral di media sosial.
Atas perbuatannya kedua polisi itu dipecat.
"Dua terperiksa yakni Bripda DB dan Bribda YFP dinilai telah membuat konten yang mencederai institusi TNI," kata Kabid Humas) Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, pada Jumat (7/10/2022).
Adapun keduanya merupakan polisi yang belum lama dilantik.
Baca juga: 2 Oknum Polisi Jilat Kue HUT TNI Akhirnya Dipecat, Dirlantas: Sudah Diarahkan, Enggak Tahu Ini Orang
3. Polisi Jadi Sindikat Begal
Ulah yang tak kalah mencoreng institusi Polri terjadi di Medan, Sumatera Utara.
Tiga polisi yang berdinas di Polrestabes Medan jadi kawanan begal dan kerap pesta narkoba.
Atas ulahnya yang mencoreng institusi Polri, mereka sudah dipecat namun malah tak terima.
Ketiga oknum polisi yang jadi kawanan begal itu adalah Bripka Ari Galih Gumilang, Briptu Haris Kurnia Putra dan Bripka Firman Bram Sidabutar yang sebelumnya sama-sama berdinas di Polrestabes Medan.

Bobroknya moral ketiga oknum polisi itu terungkap dalam sidang komisi kode etik profesi (KKEP) di gedung Bid Propam Polda Sumut, Selasa 11 Oktober kemarin.
Kasubbag Yanduan Bid Propam Polda Sumut, Kompol Asmara Jaya mengatakan, di persidangan, ketiganya juga diketahui terbukti mengkonsumsi narkoba.
Inilah tampang dari tiga polisi di Medan, Sumatera Utara yang jadi kawanan begal dan kerap pesta narkoba.
Diduga para pelaku ini sudah sering pesta narkoba.
"Iya, positif narkoba," kata Asmara.
Tak hanya itu, saat menjadi kawanan begal, mereka juga mengaku berkomplotan dengan personel dari Polsek Sunggal dan Helvetia, Medan.
Baca juga: Ferdy Sambo Punya Junior, Jejaknya Diikuti Teddy Minahasa Jadi Irjen Polisi Terjerat Hukum
Adapun mereka menjadi begal dengan modus Cash On Delivery.
Bahkan mereka mengaku telah bersaksi lebih dari 10 kali.
4. Teddy Minahasa Ditangkap Kasus Narkoba
Ulah polisi bulan ini yang tak kalah menghebohkan yakni ditangkapnya Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba.

Padahal beberapa hari sebelumnya Teddy Minahasa baru saja ditunjuk Kapolri untuk menjadi Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Nico Afinta.
Keterlibatan Teddy Minahasa di kasus peredaran narkoba disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kata Kapolri, awalnya polisi menangkap tiga warga sipil di Sumatera Barat terkait kasus narkoba.
Pihak kepolisian lalu melakukan penyelidikan lebih mendalam terkait jaringan narkoba tersebut.
Ternyata polisi berpangkat Bripka ikut terlibat.
Baca juga: Karangan Bunganya Belum Layu, Irjen Teddy Minahasa Sudah Tertunduk Malu, Terbukti Hinakan Profesi
Tak cuma Bripka, Polisi berpangkat Kompol yang menjabat sebagai Kapolsek rupanya juga ikut tersandung dalam jaringan narkoba tersebut.
Diselidiki semakin dalam, polisi menemukan fakta bahwa Polisi berpangkat AKBP yang merupakan mantan Kapolres Bukit Tinggi juga ikut berperan dalam aksi kejahatan itu.
Akhirnya terkuak kalau Irjen Teddy Minahasa juga turut terlibat.
"Jaringan narkoba berawal dari laporan masyarakat kemudian saat itu berhasil diamankan tiga orang dari masyarakat sipil," ucap Kapolri saat konferensi pers di Bareskrim Polri, pada Jumat (14/10/2022).

"Kemudian dilakukan penyidikan yang mengarah ke anggota polisi berpangkat Bripka,"
"Dan juga berpangkat Kompol jabatan Kapolsek, atas dasar tersebut saya minta terus dikembangkan, lalu mengarah ke arah personel Polri yang berpangkat AKBP, mantan kapolres bukit tinggi,"
"Dari situ kemudian kita melihat ada keterlibatan, Irjen TM," imbuhnya.