Tembok MTS 19 Pondok Labu Roboh
Kasus Tembok Roboh MTsN 19 Pondok Labu yang Tewaskan 3 Siswa Naik Penyidikan
Irwandhy menjelaskan, saat ini penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Kasus tembok roboh MTS 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan telah dinaikkan dari penyelidikan ke penyidikan.
Dalam peristiwa tersebut, tiga orang siswa tewas tertimpa tembok roboh.
"Iya (naik) penyidikan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy Idrus saat dikonfirmasi, Jumat (21/10/2022).
Irwandhy menjelaskan, saat ini penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
"Untuk sementara kami masih menunggu hasil dari labotorium," ujar dia.
Baca juga: Usut Tragedi Tembok MTS 19 Roboh yang Tewaskan 3 Siswa, Polisi Akan Periksa Perangkat Sekolah
Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) tragedi tembok roboh di MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Olah TKP digelar pada Sabtu (8/10/2022) atau dua hari setelah kejadian yang merenggut nyawa 3 siswa MTsN 19.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, olah TKP bertujuan untuk memastikan penyebab robohnya tembok pembatas sekolah tersebut.
"Olah TKP dilakukan sebagai prosedur dalam sebuah peristiwa yang terjadi. Jadi apabila ada kejadian, kemudian di TKP itu kita lakukan police line," kata Ade saat dikonfirmasi, Minggu (9/10/2022).
"Untuk memastikan penyebab robohnya tembok di MTs, maka kami mengundang Puslabfor untuk melakukan pemeriksaan di TKP," jelas dia.
Ade menuturkan, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan akan menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan Puslabfor.
"Selanjutnya kami masih mengamankan TKP karena disana ada asetnya MTs, masih dalam keadaan di-police line. Terus kami menunggu hasil pemeriksaan labfor," ujar mantan Wadirkrimum Polda Metro Jaya itu.

MTsN 19 yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) lokasinya bersebelahan dengan aliran Kali Krukut.
Saat hujan deras melanda, air di Kali Krukut meluap hingga ke permukiman warga dan MTsN 19 yang berada di dataran rendah.
Debit air yang semakin meningkat ditambah derasnya arus mengakibatkan tembok pembatas MTsN 19 roboh.
"Tembok yang roboh tidak dapat menahan luapan air yang ada," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Kamis (6/10/2022).
Tiga orang siswa kelas 8 tewas seketika tertimpa tembok yang roboh.
Tak hanya itu, tiga siswa lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa ini.
Adapun identitas tiga korban tewas yaitu Dicka Safa Ghifari (13), Muh Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13).
Sedangkan tiga korban luka yakni Adisya Daffa Allutfi (13), Nabila Ika Fatimah (15), dan Nirjirah Disnauli (15).
Ayla (13), siswi kelas 8 MTsN 19, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, memberikan kesaksian soal tragedi tembok roboh yang menewaskan 3 orang temannya.
Ayla menyaksikan sendiri detik-detik robohnya tembok pembatas sekolah pada Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 14.30 WIB.
10 menit sebelum tragedi tembok MTsN 19 roboh, keceriaan masih terlihat di wajah para siswa.
Sejumlah siswa laki-laki asyik bermain di tengah hujan, tepat di depan tembok pembatas sekolah.
Sementara beberapa siswa lainnya menonton dari lantai dua sekolah.
"Iya depan mata kejadiannya," kata Ayla saat ditemui di MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022).
Namun, suasana yang sebelumnya ceria menjadi hening seketika saat tembok pembatas sekolah roboh.
Ayla menyebutkan, para siswa yang berada di lantai dua sekolah berteriak histeris.
Beberapa lainnya menangis karena mengetahui sejumlah temannya tertimpa tembok yang roboh.
"Serem, trauma. Kita lihat secara langsung kejadiannya kita pada trauma sih, itu saja pada nangis," ujarnya.
Ayla mengungkapkan, para siswa yang menjadi korban memang kerap bermain di dekat tembok sekolah ketika turun hujan.
"Memang anak-anaknya suka bercanda. Sering main di situ kalau hujan," ungkap dia.