Cerita Kriminal
Kisah Pasutri HIV di Kampung Boncos: Eks Pecandu Putau yang Belum Insaf hingga Coba Narkotika Lain
Kampung Boncos memunculkan fenomena yang pelik, dari mulai penyalahgunaan narkotika hingga penyakit kelamin yang menyebar.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Mereka sudah 'cinta' dengan barang terlarang ini sejak lama.
Semenjak putau tak lagi beredar, Anggi dan Eka beralih menggunakan narkotika bernama Suboxone.
"Dulu pakai putau sekarang enggak. Digantinya Suboxone aja buat ngilangin pegel-pegel," kata Anggi kepada TribunJakarta.com di Kampung Boncos pada Selasa (25/10/2022).

Sebab, Anggi mengatakan bila tak pakai putau badan terasa sakit dan pegal-pegal.
Suboxone menjadi pilihan alternatif untuk meredakannya. Sebenarnya Suboxone digunakan untuk terapi pengobatan bagi para pencandu narkotika.
Penggunaannya pun hanya dikonsumsi secara oral atau disimpan di dalam lidah.
Namun, tablet tersebut justru disalahgunakan dan malah disuntikkan ke tangan pengguna.
Suboxone pun menjelma sebagai narkotika baru.
Baca juga: Alasan Warga Ogah Ganggu Pengedar Sabu di Kampung Boncos: Nyawa Bisa Hilang sebelum Polisi Datang
Anggi mengaku mendapatkan tablet tersebut dari RSKO sesuai dengan resep dokter.
Satu tablet dihargai Rp 80 ribu.
Ia dan Eka biasa mengonsumsi Suboxone satu tablet per hari.
Namun, mereka menyalahgunakan tablet tersebut dengan cara disuntikkan ke tubuhnya.
"Bentuknya kayak tablet, kemudian digerus, terus disuntikan ke tangan saya," tambahnya.
Eka pun demikian. Ia sudah mengonsumsi Suboxone sejak lama usai tak lagi memakai etep, sebutan beken putau.

Sama seperti Anggi, ibu tiga anak tersebut mengonsumsi tablet itu sekali sehari.