Penemuan Mayat Satu Keluarga

Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Ada Dugaan Mereka Penganut Apokaliptik dan Cabut Nyawa Ekstrem

Satu keluarga tewas di Kalideres semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan adalah sangat tidak mungkin.

Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com
Satu keluarga tewas di Kalideres diduga karena kelaparan. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga empat anggota keluarga yang tewas tersebut memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia. 

Mereka tediri dari pasangan suami istri, anak, dan ipar dengan inisial masing-masing, suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).

Kata Dokter Forensik

Kolase Foto rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres.
Kolase Foto rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Ade Firmansyah Sugiharto angkat bicara perihal dugaan penyebab kematian satu keluarga di Kalideres karena kelaparan, mengingat tidak adanya luka akibat penganiayaan pada jasad korban.

Selain itu pada hasil autopsi tidak ditemukan adanya sisa makanan dalam lambung atau organ dalam korban.

Ade mengatakan menyebut jika kondisi lambung kosong ini berarti tidak ada makanan yang masuk terakhir ke tubuh sudah tercerna.

Karena biasanya lambung akan kosong setelah mencerna makanan dalam waktu empat jam terakhir setelah makan.

Sehingga jika kondisi lambung kosong pada jenazah korban, maka dia sudah tidak makan selama empat jam sebelum kematiannya.

"Kalau lambung tidak berisi makanan, itu artinya makanan yang masuk terakhir sudah tercerna dan biasanya lambung akan kosong setelah 4 jam makan terakhir."

"Jadi kalau lambungnya kosong, itu berarti dia sudah tidak makan 4 jam sebelum kematian," kata Ade dalam tayangan 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Sabtu (12/11/2022).

Baca juga: Komunikasi Terakhir 5 Tahun Lalu, Adik Ipar Ungkap Kondisi Ekonomi Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Ade pun mengungkapkan untuk memastikan kematian seseorang akibat kelaparan, maka harus dilihat pada temuan-temuan autopsi.

Biasanya ada tanda-tanda tertentu yang bisa dilihat melalui hasil autopsi pada orang yang meninggal karena kelaparan.

Tanda pertama bisa dilihat dulu pada indeks massa tubuhnya dari luar, yakni dengan menghitung berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam meter, dikuadratkan.

(Penampkan rumah satu keluarga yang ditemukan tewas membusuk di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat (11/11/202).)  Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan satu keluarga yang ditemukan membusuk tidak meninggal dunia dalam waktu bersamaan.
(Penampkan rumah satu keluarga yang ditemukan tewas membusuk di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat (11/11/202).) Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan satu keluarga yang ditemukan membusuk tidak meninggal dunia dalam waktu bersamaan. (Kolase Tribun Jakarta)

Jika hasil indeks massa tubuhnya dibawah 18,5, maka jenazah tersebut sudah mengalami malnutrisi, kondisi medis pada seseorang yang disebabkan oleh asupan gizi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

"Kita lihat lagi temuan-temuan autopsi lainnya. Yang pertama tentunya kita lihat dulu indeks massa tubuhnya dari luar. Berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam meter, dikuadratkan."

"Maka kalau misalnya kita lihat indeks massa tubuhnya dibawah 18,5 artinya sudah terjadi malnutrisi," terang Ade.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved