HUT PAPDI, Perkumpulan Dokter di Banten Utarakan Bahaya Hipertensi Serang Usia Muda

Dokter di Banten melakukan edukasi masyarakat tentang bahayanya darah tinggi, Minggu (20/11/2022) di RSUD Kabupaten Tangerang.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Dokter di Banten melakukan edukasi masyarakat tentang bahayanya darah tinggi atau hypertensi, Minggu (20/11/2022) di RSUD Kabupaten Tangerang. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dokter di Banten melakukan edukasi masyarakat tentang bahayanya darah tinggi atau hipertensi, Minggu (20/11/2022) di RSUD Kabupaten Tangerang.

Hal tersebut untuk memperingati hari jadi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Edison Yantje Parulian Saragih selaku Ketua PAPDI Banten menjelaskan, bila hari ini merupakan peringatan ke-65 PAPDI se Indonesia.

Untuk pusatnya dilakukan di Lampung, sementara Banten merayakannya di RSUD Kabupaten Tangerang.

"Ada 5.226 internis se Indonesia yang merayakan peringatan PAPDI hari ini, sementara kami di Banten merayakannya selain dengan cara kumpul bersilahturahmi, juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan, serta adanya kegiatan sosial," ungkap Edison disela kegiatan.

Baca juga: Sopir dan Kernet Bus Mudik di Terminal Lebak Bulus Dites Kesehatan, Ada yang Darah Tinggi

PAPDI Banten memilih mengedukasi masyarakat tentang mengenal dan menghindari penyakit darah tinggi atau hipertensi.

Pasalnya penyakit ini berbahaya dan bisa jadi silent killer yang bila tidak sadar diri memeriksakannya ke dokter, maka bisa menimbulkan penyakit kronis dan komplikasi.

"Hipertensi cukup tinggi, jadi, jika dirata-ratakan dengan penduduk Indonesia, maka 30 sampai 35 persennya menderita hypertensi," ujarnnya.

Lebih lanjut Anggota PAPDI Banten, dr. Ryan Ranitya, SpPD menjelaskan, yang membuat bahaya adalah, banyak pasien hypertensi yang tidak sadar dan cenderung pembiaran.

Dokter di Banten melakukan edukasi masyarakat tentang bahayanya darah tinggi atau hypertensi, Minggu (20/11/2022) di RSUD Kabupaten Tangerang.
Dokter di Banten melakukan edukasi masyarakat tentang bahayanya darah tinggi atau hypertensi, Minggu (20/11/2022) di RSUD Kabupaten Tangerang. (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Bahkan bila sudah mengetahuinya pun, terkadang perilaku tidak meneruskan pengobatan pun dilakukan.

"Pasien tidak aware, yang aware pun tidak berobat, dan yang diobati hanya sedikit terkontrol atau sekitar 11 persen untuk memenuhi syarat mencegah komplikasi," tutur dr Ryan.

Seharusnya, ketika memang seseorang menyadari dan mengetahui dia mengidap hypertensi, harus fokus dalam pengobatan dan memerhatikan asupan serta pola hidup.

Sehingga, bisa mencegah adanya penyakit kronis dan komplikasi lain yang bisa sewaktu-waktu datang menyerang.

Ryan pun mengungkapkan, bila hypertensi banyak faktor yang bisa menimbulkannya. Seperti genetik atau turunan, gaya hidup, stres dan pola makan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved