Gempa di Cianjur
Gempita Tak Sendiri, Ada Bayi Prematur Juga Lahir di Tenda Pengungsian Korban Gempa Cianjur
Bayi yang lahir di tenda pengungsian korban gempa Cianjur bukan hanya Gempita Shalihah Kamil.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bayi yang lahir di tenda pengungsian korban gempa Cianjur bukan hanya Gempita Shalihah Kamil.
Diketahui, Gempita Shalihah Kamil adalah anak keempat dari pengungsi bernama Dewi yang lahir di di salah satu tenda pengungsian di wilayah Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Bayi Gempita menjadi ramai diperbincangkan karena nama itu adalah pemberian dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
"Kebetulan ibunya, Ibu Dewi, meminta saya memberikan nama," tulis Ridwan Kamil di Instagram pribadinya @ridwankamil, Selasa (22/11/2022).
Selain Gempita, ada dua bayi lain yang lahir beberapa saat setelah musibah gempa bumi mengguncang Cianjur, Jawa Barat.
Baca juga: Penampakan Jalur Cipanas-Cianjur Sebelum Longsor, Jalanan Rindang Ada Warung Kopi hingga Restoran
"Temen-temen di lokasi memberitahukan, bahwa kemungkinan ada dua bayi yang siap lahir di lokasi agar standby untuk kelahiran darurat," kata Nova Dwiyanto, Dokter Kemensos yang bertugas di lokasi, dilansir dari Kompas TV, Kamis (24/11/2022).
Salah satu bayi tersebut bahkan harus lahir sebelum waktunya alias prematur.
Beruntung saat ini kondisi ibu dan bayinya dalam keadaan selamat.

"Temen-temen bereaksi cepat, (ibu hamil) ditolong dan melahirkan bayi dengan selamat, terutama bayi yang baru 8 bulan, masih prematur 35-36 minggu," ucap Nova Dwiyanto, Dokter Kemensos yang bertugas di lokasi, dikutip Tribunnews.com dari Kompas TV, Kamis (24/11/2022).
Bocah Bertahan 3 Hari di Reruntuhan
Sementara itu, seorang ayah bernama Eka menceritakan mudahnya proses evakuasi sang anak bernama Azka berusia 6 tahun yang terjebak reruntuhan.
Eka mulanya sudah pasrah dan ikhlas menerima nasib yang menimpa anaknya yang masih berusia 6 tahun bernama Azka.
Eka sudah kehilangan istri dan ibunya imbas gempa berskala 5,6 mengguncang tempat tinggalnya di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kabupaten Cianjur, Senin (24/12/2022) lalu.
Eka berhasil selamat sementara istri, ibunya, dan anaknya tertimpa reruntuhan.
Mulanya, istri Eka berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Menyusul Azka dan ibunda Eka yang baru ditemukan di balik reruntuhan tiga hari setelah gempa.
Azka berhasil bertahan tiga hari tanpa makan dan minum di bawah reruntuhan rumahnya di samping sang nenek yang sudah meninggal dunia.
Video ketika Azka dievakuasi pun viral di media sosial mengiris hati siapapun yang menontonnya.
Dikutip dari YouTube Kompas TV, Eka sempat menceritakan awal mula anaknya itu ditemukan.
Mulanya, Eka mengaku sudah pasrah menerima nasib Azka dan sang nenek nantinya.
"Awalnya saya gak percaya kan udah lama gak ditemuin Tim Sar segala macam,"
Baca juga: Pencarian 7 Guru dan Kepsek TK Ada Titik Terang, Mobil yang Tertimbun Longsor Cianjur Mulai Terlihat
"Saya sudah mengikhlaskan saja, tapi alhamdulilah Tim Sar menemukan dalam keadaan selamat, cuman istri dan ibu saya meningga," cerita Eka dikutip TribunJakarta.com, Kamis (24/11/2022).
Eka bercerita, proses evakuasi Azka oleh petugas cukup mudah meskipun terlihat sangat dramatis.
Kala itu kepada petugas Eka menunjukan posisi kamar tidurnya yang kemungkinan di tempat tersebut Azka berada.
"Waktu ditemukan itu Azka lebih mudah prosesnya, jadi saya cuman kasih tunjuk tempat posisi kamar pribadi saya,"
"Cuma saya kasih arah aja di sini titiknya, Tim Sar mulai bongkar baru satu dua kali udah jebol langsung," cerita Eka.

Eka mengatakan, posisi Azka tergeletak di pinggir kasur yang memiliki celah lumayan besar.
"Jadi posisi anak saya itu tergeletak di pinggir kasur jadi kejepit tapi ada celah gede, jadi pas dibuka itu diangkat gampang bener," kata Eka.
Tiga hari pasca gempa baru ditemukan, kondisi Azka saat ini dikabarkan terus membaik.
Eka mengatakan, Azka sempat merasakan sakit di bagian perutnya, tapi perlahan membaik.
"Kondisi Azka alhamdulilah membaik tapi ada ganjalan di perut kayaknya sempet ada tekanan, jadi masih sakit katanya," kata Azka.
"Mudah-mudahan gak terlalu (parah) biar cepet bisa saya bawa pulang rawat di rumah," sambungnya.
Eka mengatakan perasaannya kini campur aduk, antara senang dan sedih.
Meski Azka berhasil selamat, Eka merasakan kehilangan yang mendalam lantaran istri dan ibunya jadi korban tewas.
Nantinya, kata Eka, dirinya sendiri yang akan menggurus Azka.
Baca juga: 3 Hari Bocah di Rawacina Cianjur Bertahan Usai Gempa, Ada di Bawah Reruntuhan Sebelah Jasad Neneknya
"Dibilang gimana ya bersedih lah, karena mamahnya gak ada, biarpun anak saya selamat. Bahagianya ya saya bisa ketemu lagi yang penting panjang umur, saya mau rawat sendirian, insya allah,"
"Mohon bantuannya aja semuanya, buat bapak-bapak yang peduli sama kita yang orang kecil, mohon diperhatikan," kata Eka sambil menahan tangisnya.
Baca artikel lainnya dari TribunJakarta.com dari Google News