Cerita Kriminal

Anak Bungsu di Magelang Racuni Keluarganya Sampai Tewas, Pura-pura Panik Beri Pertolongan Pertama

Minuman teh dan kopi yang sudah diracun kemudian diberikan Dhio kepada keluarganya sampai mereka muntah-muntah lalu meninggal dunia.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TribunJogja Nanda
Entah apa yang ada di pikiran seorang anak bungsu di Kabupaten Magelang berinisial DDS alias Dhio tega memasukan racun ke dalam minuman ayah, ibu, dan kakak perempuannya. Minuman teh dan kopi tersebut kemudian diberikan Dhio kepada keluarganya sampai mereka muntah-muntah lalu meninggal dunia. 

Dhio diamankan setelah polisi melakukan olah TKP.

Dari pemeriksaan maraton yang dilakukan oleh penyidik, Dhio akhirnya mengakui semua perbuatannya yang menaruh racun di minuman teh hangat dan es kopi yang diminum para korban.

Baca juga: 1 Keluarga Meninggal Misterius di Magelang Seperti di Kalideres, Semua Jenazah di Kamar Mandi

Dhio mengaku sengaja menaruh racun di minuman karena sakit hati terhadap orang tua dan kakaknya.

Selama ini, Dhio mengaku dibebani oleh keluarganya untuk membantu perekonomian keluarga setelah ayahnya pensiun.

Sementara kakaknya tidak dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Menurut Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, sakit hati pelaku terhadap orang tua dan kakaknya ini bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.

Otomatis pemasukan untuk keluarga hanya bersumber dari uang pensiun yang diterima oleh Abas.

Sebab, Dhio dan Dhea tidak bekerja.

Sementara kebutuhan keluarga cukup tinggi karena Abas juga menderita sakit.

Ucapan duka cita yang dikirimkan ke rumah korban di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Selasa (29/11/2022)
Ucapan duka cita yang dikirimkan ke rumah korban di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Selasa (29/11/2022) (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)

Uang pensiun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengobatan Abas.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Dhio pun dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Sedangkan kakak perempuannya tidak dibebani.

Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati sehingga merencanakan pembunuhan terhadap ketiganya.

" Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati,"jelasnya.

Dhio pun kemudian merencanakan pembunuhan dengan membeli racun jenis arsenik secara online.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved