Viral di Media Sosial
Ibu di Serang Lehernya Dirantai Anak Kandung, Dibiarkan Kepanasan dan Kehujanan di Tengah Hutan
Ibu di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang bernama Ani lehernya dirantai oleh anak kandungnya. Ani dirantai di tengah hutan dan dibiarkan kehujanan.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang ibu di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang bernama Ani lehernya dirantai oleh anak kandungnya.
Ani dirantai di tengah hutan, tanpa ada tempat berlindung sama sekali. Saat hujan Ani akan kebahasan.
Rantai yang melingkar di leher Ani hanya sepanjang 1 meter, hal tersebut menyebabkan wanita tua itu tak bisa bergerak dengan bebas.
TONTON JUGA
Saat pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Andri, Ani bahkan tak mengenakan pakaian dengan layak.
Ani hanya mengenakan pakaian dalam yang sangat lusuh.
Merasa iba dengan Ani, Andri lalu memberikan makanan dan membangun tenda sederhana agar wanita tersebut bisa berteduh.
Berkat Andri, berita soal penderitaan Ani sampai ke telinga perangkat desa dan relawan Detik Asa, Asril.
"ODGJ tersebut akan kita evakuasi, kita sudah berada di Puskesmas," ucap relawan DetikAsa Asril, dikutip TribunJakarta dari YouTube Detik Asa.
Pihak Puskemas menjelaskan, Ani berasal dari Lampung, ia lalu diantarkan pihak keluarga ke anaknya yang menetap di Kecamatan Petir.
Baca juga: Misteri Jasad Pria Tenggelam Dalam Sumur di Tangerang, Korban Diduga ODGJ
Bukannya dirawat, anak Ani malah melakukan pemasungan tak manusiawi terhadap ibu kandungnya tersebut.
"Dipulangkan dari Lampung, diantar ke anaknya yang ada di sini, kemudian mungkin karena merasa terganggu, akhirnya dilakukan pasung," ucap pihak Puskesmas Kecamatan Petir.
Lurah, Camat, dan pihak puskemas bersama relawan Detik Asril kemudian mendatangi hutan tempat pemasungan Ani.
Camat setempat menjelaskan Ani baru sekitar lima hari dirantai lehernya.
Ani diduga kerap mengamuk dan merusak rumah keluarganya.
Baca juga: Waketum Garuda Minta Siti Elina yang Todong Paspampres Jangan Dibela dengan Alasan ODGJ
"Baru beberapa hari, sekitar lima hari, kalau enggak begini, rusak semua rumah warga, rumah keluarganya," ucap camat.
"Kami tidak menyalahkan pihak keluarga mungkin memang sampai situ kemampuannya, tapi untuk saat ini pasung sudah tidak boleh," imbuh relawan Detik Asa.
Masuk ke dalam tenda, relawan Detik Asa kemudian berusaha mengajak Ani berbincang.
Ani tampak menyabut Asril dengan ramah.
"Saya Asril saya akan membantu ibu, mengeluarkan ibu dari tempat ini. Ini apa bu?" tanya" ucap Asril.
"Ini rantai," ucap Ani.
Ani lalu menjelaskan ia mengamuk dan melakukan perusakan karena kesal kerap diledek terkait kondisi matanya.
Baca juga: Petugas Kecamatan Jemput Bola Lakukan Perekaman e-KTP Lansia, ODGJ dan Disabilitas di Neglasari
Ani terlihat merespon setiap pertanyaan relawan dengan baik.
"Pada saat hujan ibu kehujanan, saat panas, ibu kepanasan, ini rantai hanya 1 meter, ibu tidak bisa kemana-mana," ucap Asril.
Sementara itu pihak keponakan Ani, Alfiah mebeberkan alasan mengapa anak wanita tersebut tega merantai leher ibu kandungnya sendiri.
"Kenapa ibu Ani dipasung di tengah hutan dan di pinggir kali?" tanya Asril.
"Bibinya ngamuk, merusak rumah, saya mau dipukulin, jadi dipasung," jawab Alfiah.
"Takut lepas makanya dirantai dileher," imbuhnya.
Asril kemudian menngutarakan maksudnya kepada Alfiah, yakni mengevakuasi Ani ke yayasan untuk penderita ODGJ.
Baca juga: Gegara ODGJ Buang Puntung Rokok, Satu Rumah di Depok Kebakaran
"Ibu Ani aku kita evakuasi, akan kita bawa ke yayasan," ucap Asril.
"Setuju, Alhamdulillah, terimakasih," imbuh Alfiah.
Rantai yang mengikat leher Ani, kemudian berhasil dilepaskan oleh relawan dan pihak desa.
Saat rantainya terlepas, Ani menangis haru.
Ia beberapa kali terdengar menjerit memanggil ayahnya.
"Bapak,bapak," ucap Ani pilu.
Saat di bawa relawan ke yayasan menggunakan ambulans, senyum merekah di wajah Ani.
Ani tampak sangat bahagia.
SIMAK VIDEONYA: