Bawa Peralatan Masak, Warga Kampung Susun Bayam Asyik Berjoged di Depan Balai Kota
Warga Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara akhirnya mendatangi Balai Kota DKI Jakarta dengan membawa sejumlah barang-barang, pada Kamis (1/12/2022).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Warga Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara akhirnya mendatangi Balai Kota DKI Jakarta dengan membawa sejumlah barang-barang, pada Kamis (1/12/2022).
Mereka sengaja datang untuk meminta bantuan Pemprov DKI agar segera menempati Kampung Susun Bayam.
Dengan menggelar tenda yang terbuat dari terpal, mereka turut membawa peralatan masak, sayur mayur hingga speaker.
Di awal aksinya, para warga yang didominasi oleh ibu-ibu ini sempat menyelipkan hiburan dengan memutar lagu dangdut.
Mereka pun asyik bergoyang sembari memukul peralatan masak yang di bawa.
Ada juga beberapa warga yang bergoyang sembari memegang sayuran yang mereka bawa.
Setelah dua lagu berakhir, mereka langsung melanjutkan aksinya kembali.
Baca juga: Minta Bantuan Pemprov DKI, Warga Kampung Susun Bayam Pasang Tenda di Depan Balai Kota
"Halo? Apa suara masyarakat kecil seperti kami masih didengar oleh yang didalam (Balai Kota)," ujar satu diantara warga.
Tagih Janji Jakpro untuk Bisa Tempati Hunian
Puluhan warga korban penggusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS) menggeruduk hunian Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (21/11/2022) pagi.

Mereka menagih kejelasan dari PT Jakarta Propertindo yang menjanjikan para warga bekas penghuni permukiman Kampung Bayam ini bisa menempati hunian baru di Kampung Susun Bayam.
Sambil membawa poster berisi protes, warga berkumpul di depan gerbang Kampung Susun Bayam.
Massa yang didominasi ibu-ibu bertahan di depan gerbang besi Kampung Susun Bayam. Sebagian memegangi besi-besi gerbang sambil menghadapkan pandangan ke arah bangunan megah Kampung Susun Bayam yang berdiri kokoh di sebelah JIS.
Mereka lantas berteriak.
"Di mana kejelasannya? Mana janjinya kami bisa tempati hunian?," teriak massa aksi di depan gerbang Kampung Susun Bayam.
Baca juga: Soal Polemik Kampung Susun Bayam, PDIP Sebut Bom Waktu yang Ditinggalkan Anies Baswedan
Salah seorang warga bekas gusuran Kampung Bayam, Ribka (53) mengatakan aksi unjuk rasa dilakukan untuk menagih janji Jakpro terkait pemberian hunian Kampung Susun Bayam.
Menurut Ribka, warga dijanjikan sudah bisa menempati Kampung Susun Bayam per 20 November 2022 kemarin.
Nyatanya, belum ada kejelasan hingga hari ini.
"Janji-janjinya mana? Kita udah tanda tangan di atas materai, SK udah, katanya tanggal 20 November kemarin udah ada, sekarang tinggal terima kunci, mana janjinya? Nggak ada!," keluh Ribka di lokasi.
Warga hingga kini tidak mengetahui kenapa mereka belum bisa menempati unit hunian Kampung Susun Bayam.
Malahan, ungkap Ribka, PT Jakpro mengundur lagi jadwal warga untuk bisa menempati hunian hingga tahun 2023 mendatang.
"Kita nggak tau kenapa belum bisa, malah sampe tanggal 1 Maret 2023 tahun depan diundur lagi," ucap Ribka.

"Mau sampe kapan kita mau ngontrak? Kemaren saya kena gusuran, gerobak saya hilang. Kita nungguin janji-janji mereka aja. Yang menjanjikan Jakpro," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Kampung Susun Bayam diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada, Rabu (12/10/2022) silam.
Kampung Susun Bayam dibangun di atas lahan seluas 17.354 meter persegi dalam waktu 4 bulan 20 hari, tepatnya sejak 7 Mei hingga 27 September 2022.
Rusunawa empat lantai ini setiap unitnya dibangun dengan konsep mezanin alias hunian bertumbuh.
Dengan konsep itu, pada satu lantai bangunan terdapat dua lantai yang fungsional dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga yang menempati unit tersebut.
Saat peresmian, Anies menjelaskan keberadaan Kampung Susun Bayam merupakan lanjutan dari pembangunan JIS yang memprioritaskan kesetaraan.
Dirinya menuturkan, pembangunan JIS sejak awal tidak ada niat untuk meninggalkan luka bagi permukiman Kampung Bayam.
Kampung Bayam adalah permukiman yang dulunya bersebelahan dengan JIS, dominan terdiri dari bangunan semi permanen yang berdiri di sepanjang rel kereta wilayah RW 08 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Ketika kita berencana melakukan pembangunan stadion bertaraf internasional, tidak boleh menyisakan luka di kampung yang bersebelahan," kata Anies di Kampung Susun Bayam, Rabu (12/10/2022).
Anies menuturkan, pembangunan JIS dikerjakan dengan menghormati hak asasi warga Kampung Bayam.
Ia membantah ada penggusuran permukiman Kampung Bayam saat proses pembangunan JIS.
"Semasa pembangunan itu banyak sekali yang mempertanyakan, bahkan menjadi berita-berita bahwa terjadi penggusuran, terjadi ketidakpastian," kata Anies.
"Pada masa itu kami memilih untuk diam, kami memilih untuk tidak menjawab, karena kami nanti akan menjawabnya dengan kenyataan," tuturnya.

Anies bilang, yang terjadi sebenarnya bukan penggusuran melainkan bagian dari proses pembangunan JIS hingga berlanjut ke Kampung Susun Bayam.
"Karena kita harus mengikuti semua ketentuan, bahkan pembangunan ini pun tidak bisa dikerjakan bersamaan," kata Anies.
"Kenapa tidak bisa bersamaan? Karena alat-alat berat di sini harus keluar dulu, baru bangunan rumah susun ini bisa dikerjakan, karena ini dulu dipakai untuk menempatkan alat-alat berat, jadi proses pembangunannya baru bisa dimulai ketika Jakarta International Stadium itu tuntas," tuturnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News