Cerita Kriminal
Pria di Magelang Tega Racuni 3 Anggota Keluarga, Terlihat Potret Sang Kakak Begitu Menyayangi Pelaku
Dhio tampak tak menyesal membunuh keluarganya karena diduga sakit hati kepada mereka. Padahal pelaku dikenal pribadi yang baik hati.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pria bernama Dhio tega meracuni ayah, ibu, dan kakak perempuannya hingga tewas, Senin (28/11/2022) di rumahnya yang berada di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
Padahal terlihat dari sebuah foto, sang kakak yang bernama Dhea Chairunnisa ini begitu menyayangi Dhio.
Sementara Dhio tampak tak menyesal membunuh keluarganya karena diduga sakit hati kepada mereka.
Tatapan Dhio tajam, wajahnya tak memperlihatkan penyesalan saat berjalan pakai baju tahanan sambil dipegangi polisi.
Dhio menghabisi nyawa keluarganya menggunakan racun yang kemudian dicampurkan ke kopi dan teh.
Setiap pagi, keluarganya memang memiliki kebiasaan minum kopi dan teh. Kesempatan itu yang kemudian Dhio pakai untuk melancarkan aksi kejinya.
Upaya pembunuhan ini sudah dilakukan Dhio tiga hari sebelum korban meninggal dunia.
Kala itu, Dhio juga mencampurkan racun di minuman es dawet ayahnya yang bernama Abbas dan ibunya bernama Heri Riyani, dan kakak perempunnya.
Namun racun yang dimasukin Dhio tak sampai membuat mereka meninggal dunia. Dhio kemudian kembali melakukan aksi tersebut tiga hari kemudian.
Kejahatan yang dilakukan Dhio sungguh membuat publik geleng-geleng kepala.
Apalagi keluarga korban dikenal merupakan orang yang baik di masyarakat, tak terkecuali Dhio.
Guru ngaji Dhio, Ahmad Anwari bahkan bak disambar petir mengetahui perbuatan keji pelaku.
"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji,"
Baca juga: Siasat Anak Bungsu Habisi Keluarga di Magelang Terkuak, Minuman Buatan Ibu Jadi Beracun Ulah Pelaku
"Anaknya itu sebenarnya apik (baik), saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik,"ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.
Layaknya kakak beradik, Dhea terlihat sangat menyayangi Dhio.
Hal itu dibuktikan dengan sebuah potret yang sempat beredar di media sosial.
Dalam foto tersebut terlihat Dhea dan Dhio berfoto sangat dekat.
Dhio dan Dhea terlihat menyandarkan kepalanya ke satu sama lain.

Keduanya pun tersenyum bahagia di foto tersebut, tapi sayangnya Dhea meninggal dunia karena ulah adiknya.
Bohong Soal Pekerjaan
Kepada polisi, pelaku mengaku nekat membunuh keluarganya menggunakan racun karena sakit hati menjadi tumpuan keluarganya setelah sang ayah pensiun dan sakit.
Di sisi lain, Sajarod menuturkan bahwa pelaku berbohong soal pekerjaannya selama ini.
Saat diperikssa, Dhio mengaku pernah bekerja di PT KAI Daop 6.
Namun setelah polisi mengeceknya tak ada nama Dhio di perusahaan BUMN itu.
"Meskipun kami menemukan dua seragam PT KAI yang tersimpan di dalam lemarinya kemungkinan yang bersangkutan disini berbohong," kata Sajarod.
Dalam pengungkapan kasus ini, Polresta Magelang turutmengamankan satu unit mobil jenis minibus Innova berpelat K 17 DA.

Sajarod mengatakan satu unit mobil yang diamankan tersebut sebagai barang bukti yang dipakai tersangka DDS (22) untuk mengambil dan menyimpan zat Sianida dan racun arsenik.
"Mobil ini milik orang lain atau statusnya disewa.
Yang mana kendaraan tersebut atau mobil tersebut digunakan tersangka untuk mengambil barang bukti zat kimia (arsenik dan sianida) yang dibelinya secara online ke kurir.
Dan, (mobil itu) digunakan untuk menyimpan sisa barang-barang (zat beracun) yang digunakan untuk menghabisi keluarga terdekatnya,"ujarnya.
Ia menerangkan, tersangka mengambil sendiri zat Sianida dan racun arsenik yang dibelinya secara online.
Adapun zat tersebut diambil dari salah satu kurir di wilayah Kabupaten Magelang.
"Berdasarkan keterangan dari pelaku, pelaku mengambil sendiri. Cash on Delivery (COD), ada di salah satu kurir yang belanja online di wilayah Kabupaten Magelang,"terangnya.
Sebelumnya, dia menjelaskan, tersangka membeli zat Sianida dan racun arsenik secara online.
Tersangka membeli racun golongan Sianida sebanyak 100 gram, dan racun arsenik sebanyak 10 gram.
"Arseniknya sendiri itu masing-masing belinya dua barang, dan masing-masing barang itu (ukuran) 5 gram. Itu yg digunakan pada hari Rabu untuk percobaan pertama pembunuhan,"ungkapnya.
Pada percobaan pertama pelaku melancarkan aksinya dengan mencampurkan zat arsenik ke dalam minuman es dawet.
Namun kata Sajarod, karena dosisnya terlalu sedikit jadi tidak berpengaruh sampai menyebabkan korban meninggal dunia.
"Sehingga, yang bersangkutan mencoba mengulangi dengan menggunakan Sianida. Semuanya belanja dengan online, pembeliannya berbeda-beda dalam kurun waktu yang rentannya tidak terlalu lama. Yang pertama dibeli arsenik,"ucapnya.
Baca artikel lainnya dari TribunJakarta.com via Google News