Ini Penyebab Gempa Garut Magnitudo 6,1 yang Bikin Warga Ketakutan dan Tiga Desa Longsor

Sekretaris Camat Talegong, Wiati Kartini mengatakan longsor terjadi akibat Gempa Garut dan yang dibarengi dengan hujan deras

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com
BMKG melansir penyebab gempa bumi magnitudo 6,1 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang mengkibatkan beberapa rumah dan sekolah rusak hingga membuat warga ketakutan.  

TRIBUNJAKARTA.COM, GARUT - Belum lama gempa magnitudo 5,6 memporakporandakan 17.864 rumah dan menewaskan 334 orang, warga Jawa Barat dikejutkan adanya gempa magnitudo 6,1 di Kabupaten Garut pada Sabtu (3/12/2022) petang.

Gempa pada pukul 16.49 WIB itu pun dirasakan di Jakarta, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG melansir, pusat gempa berada di 7.51 LS dan 107.52 BT pada kedalaman 109 kilometer.

Menurut BMKG, pusat gempabumi berada di darat dan tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa tersebut disebabkan adanya aktivitas lempeng Indo-Australia (intraslab).

Analisis penyebab gempa Garut diperhatikan dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.

Baca juga: Gempa Guncang Garut, Warga Cikelet Bagikan Kondisi Rumahnya yang Jadi Retak, Minta Semua Waspada

Adapun gempa di Garut ini termasuk ke dalam jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," jelas Daryono dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Sabtu (3/12/2022).

Lebih lanjut, Daryono juga menyampaikan bahwa hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

 

Petugas BPBD Kota Tasikmalaya, A Maulana, mengecek kerusakan rumah milil nenek Asih (70) di Cihideung akibat dampak gempa Garut magnitudo 6,4, Sabtu (3/12/2022). (TRIBUNJABAR.ID/FIRMAN SURYAMAN)
Warga Dihimbau Jauhi Bangunan Retak

Dalam keterangan yang sama, Daryono meminta agar warga tetap tenang dan tidak termakan oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Daryono.

Selain itu Daryono juga menghimbau warga untuk menghindari bangunan retak akibat gempa.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," katanya.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," sambungnya.

Sebelumnya gempa bumi terjadi pada Sabtu (3/12/2022) pukul16.49 WIB dengan kekuatan M 6,4. Namun setelah dimutakhirkan, kekuatan gempa direvisi menjadi 6,1 Skala Magnitudo

Episenter (pusat) gempa terletak di darat wilayah Mekarmukti, Garut, Jawa Barat pada kedalaman 118 km.

Adapun gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Berikut wilayah yang merasakan guncangan gempa berdasarkan update terbaru BMKG:

- Garut dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah)

- Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)

- Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)

- Cikembar, Cugenang, Pelabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)

Rusak Empat Rumah, 1 Orang Luka

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, gempa bumi itu dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.

Suharyanto yang saat ini masih berada di Posko Darurat Bencana Gempabumi M 5.6 Cianjur pun turut merasakannya.

“Dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung,” jelas Suharyanto.

Sementara itu, data kerusakan yang dihimpun oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB ada sebanyak empat rumah rusak dan satu unit sekolah juga mengalami kerusakan.

Di samping itu, ada satu warga Desa Putrajawa, Kecamatan Selawi mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke Puskesmas terdekat.

“Untuk sementara yang diterima adalah empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut dan 1 unit sekolah, SDN Jatiwanti 1 juga rusak. Ada satu korban jiwa mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas setempat,” kata Suharyanto.

Tiga Desa Longsor

Gempa Garut Sabtu sore juga tersebut mengakibatkan bencana longsor di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sekretaris Camat Talegong, Wiati Kartini mengatakan longsor terjadi akibat Gempa Garut dan yang dibarengi dengan hujan deras di wilayah Kecamatan Talegong.

Longsor tersebut terjadi di tiga desa yaitu Desa Sukamulya, Desa Selaawi dan Desa Sukalaksana.

"Longsor terjadi setelah gempa bumi, saat kejadian juga hujan deras turun di wilayah Talegong," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id.

Ia menuturkan berdasarkan dari laporan satgas desa yang terdampak longsor terdapat titik longsor yang membahayakan 3 rumah, yaitu di Kampung Cipasang dan Cibungur Desa Sukamulya.

Kemudian di Desa Sukalaksana longsor terjadi dan menimpa rumah warga, tiga rumah warga di sekitarnya terancam.

"Untuk di Desa Selaawi terjadi kerusakan dua bangunan yaitu rumah kepada desa dan madrasah tepatnya di Kampung Ciurug," ucap Wiati.

Ia menjelaskan kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun korban luka.
 
Pihaknya telah melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman yaitu sementara mengungsi di rumah kerabat.

"Fasilitas umum yang terdampak yaitu satu madrasah rusak ringan dan dua titik TPT di Jalan provinsi lama ambruk," ujarnya.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kecamatan Talegong agar tetap mewaspadai adanya gempa susulan dengan tidak mudah panik.

"Segera laporkan jika ada bencana alam seperti longsor, dan jangan panik jika terjadi gempa susulan," ungkapnya

Warga Ketakutan

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan tidak ada korban jiwa dari gempa ini.

Namun, beberapa rumah mengalami keretakan dan beberapa sekolah mengalami kerusakan. dalam kejadian gempa bumi di wilayahnya ini.

Selain itu, gempa bumi ini juga membuat warga khawatir terjadinya gempa susulan. 

Ia menjelaskan saat ini seluruh kantor kecamatan dan kantor desa juga telah membuka posko darurat.

"Satpol PP dari Garut (kota) juga dialihkan ke Garut bagian selatan, kami tetap waspada dan masyarakat memang saat ini ketakutannya luar biasa, takut gempa susulan," ujar Rudy.

Kondisi ketakutan tersebut menurutnya juga diperparah dengan adanya informasi-informasi hoaks setelah gempa yang terjadi di Garut.

Di media sosial misalnya, terdapat akun-akun yang menyebar dampak kerusakan gempa Cianjur yang kemudian disebutkan terjadi di Kabupaten Garut.

"Kami himbau masyarakat untuk tidak terpengaruh berita hoaks yang saat ini beredar. Nanti kita akan update, ikuti saja Diskominfo Garut," kata Bupati.

Baca artikel TribunJakarta.com lainnya di Google News

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Terungkap Penyebab Gempa Garut 6,1 SM adalah Aktivitas Lempeng Indo-Australia

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved