Michael Sianipar Bukan yang Pertama, Ini Pembesar PSI yang Lebih Dulu Keluar dari Partainya Giring

Michael Victor Sianipar menambah panjang daftar pembesar PSI yang keluar dari partai besutan Giring Ganesha.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kolase Tribun Jakarta
Michael Victor Sianipar (foto kiri) menambah panjang daftar pembesar PSI yang keluar dari partai besutan Giring Ganesha. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar mengejutkan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Hal itu terkait keputusan dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI di DKI Jakarta Michael Victor Sianipar yang mengundurkan diri dari partai besutan Giring Ganesha.

Dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com, Michael menjelaskan alasannya keluar dari PSI.

Dia mengaku sudah tak sejalan lagi dengan PSI.

"Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI.

Baca juga: Sebut PSI Sudah Jauh Berubah, Ketua DPW DKI Michael Sianipar Mengundurkan Diri

Namun dengan berat hati sudah saatnya saya mengundurkan diri dari partai yang saya cintai ini," ucapnya, Senin (5/12/2022).

Karir Michael di PSI

Michael merupakan salah satu orang lama dan pembesar PSI.

Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar, saat berbicara pada konferensi pers di kantor DPP PSI, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019)
Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar memutuskan keluar dari PSI. (TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat)

Dia sudah bergabung dengan PSI sejak 2015 silam.

Pada periode 2015-2017, dirinya pernah ditunjuk sebagai Ketua PSI di Kota Jakarta Pusat.

Kemudian, periode 2021-2022 namanya juga masuk dalam kepengurusan DPP PSI.

Sejak menjabat sebagai Ketua DPW PSI DKI Jakarta, Michael jadi salah satu tokoh kunci dalam keberhasilan partai seumur jagung itu mengunci delapan kursi di DPRD DKI pada periode 2019-2024.

“Saat saya bergabung di PSI, partai ini masih piringan putih, penuh cita-cita dan harapan.

Banyak pemuda tertarik dengan citra yang berhasil kita bangun atas PSI," ujarnya.

"Kami bangun PSI di Jakarta dari nol, dari tidak dikenal sama sekali hingga menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Jakarta,” sambungnya.

Baca juga: PSI Jakarta Ditinggal Michael Sianipar, Grace Natalie Turun Gunung Jadi Plt

Grace Natalie Turun Gunung

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI mengaku baru menerima surat pengunduran diri Michael Victor Sianipar dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta pada hari ini, Senin (5/12/2022).

Lewat keterangan tertulis, Sekretaris Jenderal DPP PSI Dea Tunggaesti memastikan, surat pengunduran diri itu diterima.

PSI pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Michael selama menjadi pemimpin PSI Jakarta.

"Meski tidak lagi berada bersama di PSI, kita akan tetap berkawan. Persahabatan akan terus berlanjut, kawan tetap akan menjadi kawan," ucapnya, Senin (5/12/2022).

 Seiring mundurnya Michael Victor Sianipar dari PSI, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie kini turun gunung jadi Plt Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI di DKI Jakarta menggantikan posisi yang ditinggalkan Michael.
Seiring mundurnya Michael Victor Sianipar dari PSI, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie kini turun gunung jadi Plt Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI di DKI Jakarta menggantikan posisi yang ditinggalkan Michael. (Tribunnews.com)

Untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Michael, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie turun gunung.

Mantan jurnalis ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW PSI DKI Jakarta.

Bukan Yang Pertama

Michael Victor Sianipar bukanlah pembesar PSI pertama yang kini memutuskan keluar.

Pada April 2022, ada Tsamara Amany yang mundur sebagai kader PSI.

Adapun saat itu Tsamar menjabat sebagai Ketua DPP PSI.

Dalam video yang diunggah di akun media sosialnya, Tsamara menyatakan alasan dirinya mengundurkan diri adalah atas dasar kepentingan pribadi serta membutuhkan perjalanan baru.

Baca juga: Tsamara Amany Diserang SARA, Ketua DPW PSI: Ini Sudah Kebablasan, Bisa Memecah Bangsa

“Saya merasa, saya membutuhkan perjalanan baru di luar partai politik. Untuk saat ini, saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya,” ujarnya.

Cara-cara lain yang dimaksud Tsamara adalah fokus menyuarakan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan.

Tsamara juga menegaskan, mundurnya dirinya dari PSI bukan untuk berpindah ke partai politik (parpol) lain.

Tsamara Amany
Tsamara Amany saat masih menjadi kader PSI. (Instagram @tsamaradki)

“Perlu ditegaskan bahwa saya mengundurkan diri dari PSI secara baik-baik tanpa konflik apapun atau perbedaan pandangan,” tegasnya.

Pernah Dibela Michael

Saat itu Tsamara sempat dibela oleh Michael Victor Sianipar yang masih menjabat Ketua DPW PSI DKI Jakarta.

Hal itu terkait banyaknya serangan bermuatan SARA Tsamara yang memutuskan keluad dari PSI.

“Kita harus hormati keputusan Tsamara. Perjuangannya harus dilanjutkan di tempat lain, tidak usah ditarik kemana-mana," kata Michael dalam keterangan tertulis yang dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (23/4/2022).

"Menurut kami, penghinaan terhadap Tsamara tidak boleh dilakukan atas alasan apapun. Ini kami tidak setuju,” tambahnya.

Michael menyebut simpati yang ditunjukan oleh suami Tsamara Amany yakni Ismail Fajrie Alatas kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan sebuah ekspresi kebebasan.

Sehingga ia meminta tidak ada pihak yang memancing keributan.

"Saya kira kita sudah kebablasan, mengaitkan dengan ras. Kalaupun iya, suaminya dukung Pak Anies, ya tidak ada masalah juga," kata dia.

Baca juga: PSI Sebut Keputusan Heru Budi Hartono Soal UMP DKI 2023 Belum Ideal untuk Kaum Pekerja

"Setiap orang otonom kok menentukan pilihan. Saya harap jangan kita memperburuk situasi. Kita butuh persatuan buat bangkit dari pandemi," lanjutnya.

Berangkat dari hal ini, ia berharap semua pihak termasuk simpatisan PSI di Jakarta untuk tak terlibat dalam tindak penghinaan rasial.

Sebab, tindakan tersebut sangat tidak layak dipertunjukan di ruang publik.

“Saya himbau agar kader dan simpatisan PSI di DKI Jakarta tidak ikut-ikutan. Masalah rasial ini bahaya. Polarisasi kita makin parah dan buruk, apalagi kita akan memasuki tahun politik, polarisasi makin buruk."

"Jangan juga ada pihak yang terlalu cepat dan mudah melabeli dan mencap orang, bahkan mengkadrunkan orang. Bahaya ini, memecah bangsa. Kami akan tindak tegas kalau ada kader yang terlibat,” tuturnya.

Baca artikel TribunJakarta.com lainnya dari Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved