Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Dibohongi Ferdy Sambo, Arif Rahman Nangis Ditanya Hakim Ketua: Sedih Yang Mulia, Saya Hanya Bekerja
Arif Rahman Arifin menangis saat Hakim Ketua menanyakan perasaannya setelah dibohongi Ferdy Sambo di kasus kematian Brigadir J.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Terdakwa kasus obstruction of justice, Arif Rahman Arifin menangis saat memberikan kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022).
Mata Arif Rahman Arifin seketika memerah ketika Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa menanyakan perasaannya setelah dibohongi Ferdy Sambo.
Kebohongan Ferdy Sambo tersebut yang kini membuat Arif Rahman Arifin dipecat secara tidak hormat dari Polri dan menjadi terdakwa perintangan penegakan hukum.
Hari ini, Arif Rahman Arifin memberikan kesaksiannya untuk terdakwa Ferdy Sambo atas kasus pembunuhan Brigadir J.
Setelah memberikan kesaksian, Arif Rahman Arifin sempat ditanya Hakim Ketua soal perasaannya.
“Apa hukuman saudara?” tanya hakim dikutip dari YouTube Kompas TV.
“Di PTDH Yang Mulia,” jawab Arif.
“Di PTDH dan saat ini saudara dijadikan terdakwa dalam perkara ini,” balas hakim yang diikuti anggukan Arif menyetujui.
Setelah itu Hakim Ketua pun menanyakan perasaan Arif Rahman Arifin yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.
“Sedih Yang Mulia, saya hanya bekerja Yang Mulia,” jawab Arif sambil terisak.
Keterlibatan Arif Rahman Arifin
Mantan Wakaden B Biro Paminal Divisi Propam Polri AKBP Arif Rachman Arifin duduk di kursi terdakwa kasus perintangan penyidikan pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat, hari ini, Rabu (19/10/2022) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca juga: Jenderal Kok Tega Ucap Susanto Nangis, 30 Tahun Mengabdi Jadi Polisi Lalu Dihancurkan Ferdy Sambo
Terdakwa Arif Rachman Arifin, adalah orang yang melihat Brigadir J masih hidup setelah Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Jl Duren Tiga pada 8 Juli 2022.
Bukan hanya Arif Rachman Arifin, tapi juga Chuck Putranto, Baiquni Wibowo, dan Ridwan Rhekynellson Soplanit.
Berdasarkan rekaman CCTV yang dicopy atau diunduh Baiquni Wibowo di laptop pribadinya, Brigadir J menggunakan kaos putih berjalan dari garasi rumah menuju pintu samping melalui taman setelah Ferdy Sambo tiba di rumah dinasnya.
Seketika, Terdakwa Arif Rachman Arifin gemetar dan takut. Ia kemudian menghubungi Brigjen Hendra Kurniawan untuk melaporkan tentang rekaman CCTV yang dilihatnya di laptop Baiquni Wibowo pada Rabu dini hari (13/7/2022).
Rabu malam sekira pukul 20.00, terdakwa Arif Rachman Arifin bersama Hendra Kurniawan menghadap ke Ferdy Sambo di Kantor Divisi Propam Polri.

Kemudian, Arif Rachman Arifin menceritakan kepada Ferdy Sambo tentang rekaman CCTV pada pukul 17.07 WIB hingga 17.11 WIB di rumah dinas yang dilihatnya.
Namun, Ferdy Sambo yang mendengar penuturan Arif Rachman Arifin tidak percaya.
Bahkan, Ferdy Sambo meminta Hendra Kurniawan untuk menegaskan kembali kepada Arif Rachman Arifin bahwa apa yang dilihatnya keliru.
“Masa kamu tidak percaya sama saya,” kata Jaksa meniru perkataan Ferdy Sambo kepada Arif Rachman Arifin sebagaimana dalam dakwaan Ferdy Sambo.
Lalu, Ferdy Sambo pun bertanya kepada Arif Rachman Arifin tentang siapa saja yang melihat rekaman CCTV tersebut.
Arif Rachman Arifin menjawab, Chuck Putranto, Baiquni Wibowo, dan Ridwan Rhekynellson Sopianit.
“Berarti kalau ada ada bocor dari kalian berempat,” kata Jaksa meniru perkataan Ferdy Sambo.
Kemudian, Ferdy Sambo yang marah dan tegang memerintahkan Arif Racman Arifin untuk menghapus dan memusnahkan semua file yang memperlihatkan Brigadir J masih hidup saat dirinya tiba di rumah dinas.
“Kamu musnahkan dan hapus semuanya,” perintah Ferdy Sambo kepada Arif Rachman Arifin.
Baca juga: Ferdy Sambo Bantah Ada Wanita Misterius, Bakal Tanya Bharada E Siapa yang Suruh Karang Cerita Itu
Selanjutnya, Ferdy Sambo pun meminta Hendra Kurniawan memastikan jika file-file yang memperlihatkan Brigadir J masih hidup saat dirinya tiba di rumah dinas benar-benar dibersihkan.
Perintah Ferdy Sambo kemudian diteruskan Arif Rachman Arifin kepada Chuck Putranto dan Baiquni Wibowo, yakni menghapus file yang menunjukkan Brigadir J masih hidup.
Baiquni Wibowo sempat bertanya kepada Arif Rachman Arifin soal apakah dirinya yakin akan memusnahkan file tersebut.
“Perintah Kadiv, saksinya Karo Paminal,” jawab Arif Rachman Arifin kepada Baiquni Wibowo.
Baiquni pun meminta waktu untuk membackup file pribadi di laptop.
Keesokannya, Baiquni menyerahkan laptop ke Arif Rachman Arifin sembari mengatakan jika file-file sudah bersih semua.
Hendra Kurniawan kemudian memonitor Arif Rachman Arifin soal arahan Ferdy Sambo dengan menghubungi via telepon whatsapp.
“Rif perintah kadiv sudah dilaksanakan belum?” kata Hendra Kurniawan.
“Sudah dilaksanakan Ndan,” jawab Arif Rachman Arifin.
Kemudian keesokkannya, Arif Rachman Arifin dengan sengaja mematahkan laptop dengan kedua tangannya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News