Gempa di Cianjur
Pencarian Korban Gempa Cianjur Tinggal Satu Hari Lagi, Sri Nangis: Ibu dan Adik Saya Belum Ketemu
Kedelapan korban longsor akibat gempa Cianjur diduga masih terkubur di Kampung Cijedil, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Selama 14 hari itu pula, Sri tak pernah kehilangan harapan. Ia yakin, jasad kedua orang yang sangat dicintainya itu akan ditemukan.
Berbekal harapan harapan itu pula, sejak pagi hari, Sri sudah berangkat ke Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur menanti kedatangan Presiden Jokowi.
Kabar bahwa Presiden Joko Widodo akan ke sana meninjau pembangunan ratusan rumah tahan gempa bagi para korban bencana memicu semangatnya.
Baca juga: 3 Pasangan Kekasih Ikat Janji Suci di Tengah Duka, Terbaru Nurdin dan Nida Korban Gempa Cianjur
Ditemani beberapa warga Kampung/Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Sri menunggu persis di pinggir lokasi yang hendak dipakai untuk pembangunan rumah tahan gempa.
Menunggu Presiden melintas sebelum naik ke mobil yang akan membawanya kembali ke Jakarta.
Paras Sri berubah tegang saat rombongan Presiden terlihat muncul dari kejauhan. Sekuat tenaga, ia pun berlari sambil menangis, memanggil-manggil Presiden Jokowi.
Lalu berteriak memohon saat jarak antara dirinya dengan Presiden hanya terpaut tiga meteran.
"Pak Jokowi, saya mohon agar pencarian terus dilakukan. Ibu dan adik saya belum ditemukan," mohon Sri berulang-ulang sambil mengacungkan tangan.
Namun, karena terhalang orang-orang di depannya, yang juga ikut berdesakan menyambut Presiden, teriakan Sri tak terdengar.
Jokowi hanya sempat menyapa beberapa warga yang berada persis di depannya, sementara ia yang terus memohon sambil mengacungkan tangan tak sempat terlihat.
Hingga akhirnya Jokowi berlalu, Sri masih terdengar memohon, lirih, agar pencarian diteruskan.
"Kalau diperbolehkan akan cari sendiri, keluarga saya banyak. Saya akan mencangkul sendiri, tapi enggak boleh," tutur Sri di sela tangisnya.
Sejumlah warga yang berada di dekat Sri hanya bisa tertegun karena mereka pun tak tahu harus dengan apa mereka menolong atau sekadar menghibur Sri yang lara.
Camat Cugenang, Komariah, yang juga ada di sana, akhirnya juga hanya bisa memeluk dan membiarkan Sri menangis di pelukannya.
"Katanya saya disuruh ke sini untuk menyampaikan permintaan perpanjangan pencarian ibu dan adik saya, tapi yang dibahas cuma relokasi, sekarang saya sudah tak percaya dengan pemerintah," ujar sambil menangis.