Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Satu Polisi di Polsek Astana Anyar Meninggal, Polisi Ungkap Informasi Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri

Selain Aipda Sofyan, ada sembilan orang yang dikabarkan mengalami luka bakar karena insiden bom bunuh diri tersebut.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Kolase TribunJakarta
Satu polisi meninggal dunia alias gugur dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi. Polisi tersebut bernama Aipda Sofyan meninggal saat dalam perawatan di RS Immanuel Bandung. Selain Aipda Sofyan, ada sembilan orang yang dikabarkan mengalami luka bakar karena insiden mengerikan yang terjadi saat polisi tengah melaksanakan apel pagi tersebut. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Satu polisi meninggal dunia alias gugur dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi.

Polisi tersebut bernama Aipda Sofyan meninggal saat dalam perawatan di RS Immanuel Bandung.

Selain Aipda Sofyan, ada sembilan orang yang dikabarkan mengalami luka bakar karena insiden mengerikan yang terjadi saat polisi tengah melaksanakan apel pagi tersebut.

Satu di antara sembilan orang tersebut merupakan warga.

Pada saat kejadian warga tersebut sedang jalan melewati Polsek Astana Anyar, kini menderita luka ringan.

"Sementara ada sembilan korban. Delapan dari anggota dan satu dari masyarakat."

"Korban ada sembilan orang, satu anggota meninggal, diduga pelaku juga meninggal," Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo dikutip dari YouTube Metro Tv.

Petugas tengah melakukan pengembangan terkait identitas dari terduga pelaku.

"Untuk satu pelaku sudah diidentifikasi, dan sedang dilakukan pengembangan oleh petugas terkait identitas pelaku," ungkap Ibrahim.

Sementara itu Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan, pelaku masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam menerobos barisan apel pagi polisi.

Tak lama, bom yang diduga dibawa pelaku meledak dan menyebabkan pelaku meninggal dunia.

Baca juga: Pascateror Bom Bunuh Diri Astana Anyar, Polsek Tambora Perketat Keamanan

"Pelaku membawa bom tersebut meninggal dunia di lobi Polsek Astana Anyar," ujarnya.

Sesaat setelah aksi bom bunuh diri di kantor Polsek Astana Anyar, informasi soal identitas terduga pelaku beredar.

Di aplikasi pesan singkat, pesan sebaran menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri tersebut berinisial AS (34).

Dari pesan sebaran berisi catatan identitas hingga catatan kriminal itu AS disebut beralamat di kawasan Batu Nunggal, Bandung, Jawa Barat.

AS disebutkan sebelumnya pernah ditangkap juga karena aksi terorisme menggunakan bom panci Bandung , dan baru bebas awal 2021 lalu.

Ia menjalani hukuman penjara selama empat tahun di Lapas Nusakambangan.

Satu polisi meninggal dunia alias gugur dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi. Polisi tersebut bernama Aipda Sofyan meninggal saat dalam perawatan di RS Immanuel Bandung.
Satu polisi meninggal dunia alias gugur dalam peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022) pagi. Polisi tersebut bernama Aipda Sofyan meninggal saat dalam perawatan di RS Immanuel Bandung. (Istimewa)

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo, langsung angkat bicara saat dikonfirmasi soal informasi beredar tersebut.

Ibrahim tidak membantah ataupun menganulir secara langsung.

Namun ia menyebut tidak menjadikan informasi yang beredar di media sosial atau aplikasi pesan singkat sebagai acuan utama atas insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

"Untuk sampai saat ini kami mengambil posisi untuk mentralisir segala situasi,"

"Jadi infiormasi yang bergulir di publik, sebaiknya mungkin tidak dijadikan informasi yang membenarkan situasi tersebut," kata Ibrahim saat bebicara di Breaking News KompasTV, Rabu (7/12/2022).

Ibrahim memastikan, pihaknya akan memberikan informasi yang valid dan masyarakat diminta untuk menunggu.

Saat ini, aparat sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami harapkan, tidak ada informasi yang bisa dijadikan patokan selain informasi yang bersumber dari yang bisa dipertanggungjawabkan, dalam hal ini kita akan meberikan informasi akurat dan bisa dipertanggungjawabkan di publik," jelas Ibrahim.

Baca juga: Terpampang di Motor Pelaku Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, Ini KUHP Baru yang Lagi Jadi Sorotan

Bom bunuh diri yang pelaku melibatkan anak-anaknya

Jauh sebelum di Polsek Astana Anyar, pada tahun 2018 pernah terjadi terjadi bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga.

Pasangan suami istri di keluarga tersebut turut melibatkan tiga anaknya untuk melakukan bom bunuh diri.

Suami bernama Dita Oepriarto (48), istri bernama Puji Kuswati (43), dan anak-anaknya dengan inisial Famela Rizqita (9), Fadhila Sari (12), Firman Alim (16), dan Yusuf Fadhil (18).

Pengeboman dilakukan di tiga lokasi yang berbeda.

Minggu 13 Mei 2018 sekira pukul 06:30 WIB ledakan terjadi di Gereja Katolik Santa Maria.

Pada tahun 2018 pernah terjadi terjadi bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga.
Pada tahun 2018 pernah terjadi terjadi bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga. (Wartakota)

Gereja itu terletak di Jalan Ngagel Madya 01 Surabaya.

Kala itu, Yusuf dan Firman berboncengan mengendarai sepeda motor masuk ke halaman Gereja Santa Maria dan meledakkan bom yang mereka bawa.

Mereka dan lima masyarakat tewas seketika.

Selanjutnya pukul 07:15 WIB, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jl Diponegoro Surabaya yang menjadi sasaran bom.

Pelakunya Puji Kuswati yang mengajak dua anaknya, Firman Famela dan Fadhila.

Bom bunuh diri itu membuat mereka bertiga tewas. Beruntungnya tak ada korban lain.

Terakhir pukul 07:53 WIB, bom diledakan oleh Dita Oepriarto di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.

Dita menuju lokasi ini, Jl Arjuna Surabaya, usai menurunkan Puji dan kedua putrinya di GKI di Jl Diponegoro.

Toyota Avanza Dita ditabrakkannya ke gereja itu. Tujuh orang tewas, plus satu pelaku yakni Dita juga tewas.

Jika ditotal ada 18 orang yang tewas karena bom yang diledakan keluarga Dita tersebut.

Terdiri dari enam pelaku dan 12 masyarakat.

Pada 1 Juni 2018, satu orang yang menderita luka bakar 90 persen akibat bom Gereja Pantekosta meninggal dunia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved