9 Tahun Berdiri, Seknas Jokowi Tawarkan Agenda 45 Sebagai Program Strategis
Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo menawarkan agenda 45 untuk kesejahteraan rakyat sebagai program strategis.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo mengingatkan Indonesia Emas 2045 tinggal 23 tahun lagi.
Seknas Jokowi pun menawarkan agenda 45 untuk kesejahteraan rakyat.
Hal itu bertepatan dengan 9 tahun berdirinya Seknas Jokowi pada 20 Desember 2022.
"Seknas Jokowi sebagai organisasi masyarakat sipil, ingin mengambil inisitiasif dalam memberi masukan bagi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045, konsep Agenda 45 merupakan wujud partisipasi Seknas Jokowi bagi pembangunan bangsa," kata Rimbun dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2022).
Diketahui, RPJP 2025-2045 bermakna strategis, mengingat akan menjadi panduan pembangunan menuju Tahun Emas RI pada tahun 2045.
Baca juga: Ikut Bantu Percepatan Vaksinasi di Indonesia, Seknas Jokowi Gelar Booster untuk Rakyat di Kemayoran
"Rasanya dimensi waktu menjadi relatif, ketika kita masih mengingat dengan baik apa yang terjadi di negeri ini 23 tahun yang lalu, yakni saat terbitnya fajarnya reformasi," tuturnya.
Rimbun mengungkapkan ada lima pilar atau sektor yang dibahas yakni
energi, pangan, kebudayaan, geopolitik dan good governance.
Dari lima isu tersebut, Rimbun mengatakan Seknas masih memberi perhatian khusus pada sektor pangan dan energi.
Sebab, dua sektor ini sangat berpengaruh dalam peradaban.

"Lima isu tersebut saling berkaitan, yang muaranya ada pada kebudayaan," imbuhnya.
Ia mencontohkan pada isu pangan yang menjadi masalah ketika ada krisis bahan pangan.
Hal itu terkait dengan kebiasaan masyarakat yang mulai tergantung pada beras dan mie instan sebagai sumber karbohidrat.
"Itu sebabnya perlu ada edukasi agar masyarakat berani kembali pada tradisi memanfaatkan sumberdaya pangan local, seperti sagu, umbi-umbian dan sorgum," katanya.
Sementara dalam isu energi, kata Rimbun, sebagai negara tropis Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah.
Satu diantaranya adalah sinar matahari, yang selama ini kurang diperhatikan.
"Sinar matahari yang stabil dan durasi lama, adalah sumber energi hijau dan ramah lingkungan. Selain sinar matahari, masih ada tenaga angin dan air (PLTA)," katanya.
Rimbun mengungkapkan jika sektor pangan dan energi teratasi maka dapat merembes ke dua isu lain yakni good governance dan geopolitik.
"Kembali kami tegaskan, dari sekian isu yang dibahas dalam Agenda 45, yang menjadi poros adalah kebudayaan," imbuhnya.
Baca juga: Seknas Jokowi Sambut Baik Kebijakan Pemerintah Buat Harga Minyak Goreng Turun
Rimbun lalu mengingatkan Seknas Jokowi lahir sebagai komunitas yang sejak awal mendukung figur Jokowi menjelang Pilpres 2014.
Latar belakang pendirian Seknas Jokowi berdiri, lanjut Rimbun, sama seperti gerakan relawan lainnya sebagai manifestasi dari meningkatnya partisipasi aktif warga masyarakat dalam berdemokrasi.
"Berdasar realitas saat itu, ketika aspirasi arus bawah yang mendukung Jokowi terbilang besar, sementara partai yang menjadi tempat Jokowi bernaung, yakni PDIP, terkesan lambat dalam merespons," tuturnya.
Dalam konteks menjaga kesinambungan dan legacy capaian era Presiden Joko Widodo, Rimbun mengatakan Seknas Jokowi ingin menembus batas.
Dimana, Seknas Jokowi bukan lagi sekadar dukung-mendukung figur, namun juga menawarkan konsep pembangunan, dalam hal ini Agenda 45.
"Ibarat permainan sepak bola, Seknas Jokowi melakukan segala ikhtiar ini dengan hati lapang, dan memberikan apa yang bisa kita lakukan bagi kesejahteraan rakyat, dan kemajuan bangsa secara luas," tuturnya,
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News