Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Bharada E Masih Sangat Cemas Sebulan Usai Penembakan Brigadir J, Ahli Psikologi Lihat dari Gesturnya
Kondisi Bharada E masih cemas sebulan setelah peristiwa penembakan Brigadir J. Begini gestur Richard Eliezer.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Siti Nawiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Ahli psikologi klinis dewasa Liza Marielly Djaprie menyebut kondisi terdakwa pembunuhan Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E masih cemas sebulan setelah peristiwa penembakan.
Keterangan itu disampaikan Liza saat bersaksi untuk terdakwa Bharada E dalam sidang perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).
Adapun peristiwa penembakan Brigadir J terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.
Sementara, pertemuan pertama Liza dan Bharada E terjadi pada 15 Agustus 2022.
"Saya bertemu Richard itu pertama kali pada tanggal 15 Qgustus 2022 setelah ada permintaan dari para penasehat hukum,"
"Pada saat pertama kali bertemu itu memang kondisinya masih sangat, menurut pengamatan psikologi klinis yang dilakukan, kondisi masih sangat cemas," kata Liza.
Menurut Liza, kecemasan itu terlihat dari gestur Bharada E yang sering memainkan tangan dan tak ada kontak mata.
"Dia banyak sekali mainin tangan, kemudian menjaga tidak ada kontak mata, setelah itu suaranya volumenya pelan sekali pada pertemuan pertama itu," ungkapnya.
Meskipun terlihat sangat cemas, Bharada E dinilai masih mampu menceritakan kronologi peristiwa penembakan Brigadir J secara runut.
"Tapi walaupun pelan, Richard masih mampu untuk mengelaborasi pertanyaan, kemudian menceritakan secara runut apa yang terjadi kepadanya," ujar Liza.
Baca juga: Bharada E Disebut Bingung Sebelum Tembak Brigadir J, Ikuti Suara Hati Atau Perintah Ferdy Sambo
Kondisi psikologis Bharada E terlihat membaik pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Apalagi setelah berstatus sebagai justice collaborator (JC) dan didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Tapi seiring dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, apalagi setelah richard didampingi oleh LPSK, itu dia kondisi jauh lebih tenang, kemudian lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa tektokannya tuh lebih enak," ucap Liza.

Selain soal kecemasan, Liza menyebut Bharada E memiliki kepatuhan yang sangat tinggi.
"Kalau dari Richard Eliezer dari hasil tesnya saja dia punya tingkat kepatuhan yang sangat tinggi," kata Liza.