Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Masa Kecil Bharada E Terkuak, Jadi Penyebab Tak Bisa Tolak Perintah Ferdy Sambo Tembak Brigadir J?
Kehidupan Bharada E atau Richard Eliezer semasa masa kecil terkuak di persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Tak hanya itu, Bharada E juga mengaku takut bernasib sama seperti Yosua jika tak menuruti perintah Sambo.
"Pada saat dia (Sambo) kasih tahu (skenario pembunuhan) ke saya di Saguling (rumah pribadi Sambo), pikiran saya, saya akan sama seperti almarhum (Yosua) Yang Mulia," ucapnya.
Namun demikian, setelah menuruti perintah Sambo untuk menembak Yosua, Bharada E merasa berdosa.
Dia juga terus dihantui mimpi buruk selama berminggu-minggu.
Oleh karenanya, pada akhirnya Bharada E memutuskan untuk membongkar kebohongan Sambo dan mengungkap skenario bekas atasannya itu.
“Saya merasa berdosa, Yang Mulia,” kata Bharada E kepada hakim.
“Apa dosa kamu?” tanya hakim Morgan.
“Karena saya mengikuti perintah dia (Ferdy Sambo),” jawab Richard. “Saya betul-betul dihantui mimpi buruk kurang lebih tiga minggu,” kata Bharada E lagi.
“Apa mimpimu? Bertemu almarhum (Yosua)?" timpal hakim.
”Betul, Yang Mulia,” tutur Richard.
Baca juga: Terungkap dari Ahli Psikologi, Bharada E Disebut Punya Tingkat Kepatuhan Sangat Tinggi
Sebagaimana diketahui, lima orang didakwa terlibat kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
Kelimanya yakni Ferdy Sambo; istri Sambo, Putri Candrawathi; ajudan Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR; dan ART Sambo, Kuat Ma'ruf.
Berdasarkan dakwaan jaksa penuntut umum, pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh pernyataan Putri yang mengaku dilecehkan oleh Yosua di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).
Pengakuan yang belum diketahui kebenarannya itu lantas membuat Sambo marah hingga menyusun strategi untuk membunuh Yosua.
Disebutkan bahwa mulanya, Sambo menyuruh Ricky Rizal atau Bripka RR menembak Yosua.