Koalisi Perubahan Tak Kunjung Dideklarasikan, Pengamat: Tak Ada Hubungannya dengan PDIP

Setahun jelang Pilpres 2024, NasDem, PKS, dan Demokrat tak kunjung mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

Istimewa
(Kanan foto) Tangkapan layar dari kanal Youtube IndonesiAnies saat capres 2024 Partai NasDem Anies Baswedan saat memberikan pidato kebangsaan dan (Kiri foto) Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat memberi keterangan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/10/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Setahun jelang Pilpres 2024, NasDem, PKS, dan Demokrat tak kunjung mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai, belum dideklarasikan Koalisi Perubahan tak ada kaitannya dengan langkah PDIP yang belum menetapkan calon presiden (capres) 2024.

Menurutnya, alasan ketiga partai itu belum mendeklarasikan Koalisi Perubahan lebih karena belum ada kesepakatan soal cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan.

Pasalnya, Demokrat masih ngotot ingin mendorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.

"Jadi, kalau Demokrat sudah mau mendeklarasikan Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKS, hal itu mengindikasikan sudah ada kesepahaman AHY menjadi cawapres Anies," ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Anies Baswedan Bicara Cara Pilih Pemimpin hingga Singgung Rekam Jejak, Balas Jokowi?

Hal ini dikatakan pengamat dari Universitas Esa Unggul tersebut bukan tanpa alasan.

Sebab, petinggi Demokrat berkali-kali menyatakan bahwa deklarasi koalisi hanya akan dilakukan bersamaan dengan pasangan capres yang diusung.

"Sejak awal, Demokrat menginginkan AHY menjadi cawapres, hal itu juga menjadi syarat untuk berkoalisi. Karena itu, Demokrat dan PKS tidak akan menunggu manuver PDIP," ujarnya.

Baca juga: Meski Tanpa Anies Baswedan, Jakarta Siap Kembali Gelar Formula E 2023

Melihat rekam jejak PKS dan Demokrat, Jamiluddin pun menilai tak mungkin bila keduanya mundur dari Koalisi Perubahan untuk berkoalisi dengan PDIP.

"Hubungan Demokrat dan PKS dengan PDIP selama ini ibarat air dan minyak. Jadi, sulit untuk disatukan, apalagi berkoalisi," kata dia.

Menurutnya, hal yang sama juga berlaku untuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, serta koalisi Gerindra dengan PKB.

Pasalnya, kedua koalisi itu dinilai tak punya sosok sekuat Anies yang mampu mendongkrak suara Demokrat dan PKS.

"Peluangnya kecil bergabung dengan KIB. Sebab, kemungkinan gagal mengusung Anies sangat kecil," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved